Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Krisis, KTT ASEAN Kesampingkan Isu HAM

Kompas.com - 25/02/2009, 16:16 WIB

BANGKOK, RABU — Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-14 di Thailand akhir pekan ini akan fokus membahas cara mengatasi krisis ekonomi global. Isu-isu pelanggaran HAM, terutama di Myanmar, akan terkesampingkan.

Tentu saja, ini menguntungkan Myanmar yang banyak disorot karena menangkapi para pembangkang dan menolak permintaan PBB untuk membebaskan aktivis prodemokrasi peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.

Bagi 10 negara anggota ASEAN, munculnya krisis ekonomi ini mengharuskan mereka meningkatkan kerja sama. Daripada memupuk konfrontasi atau membicarakan masalah-masalah sensitif.

Ini pertama kali para pemimpin ASEAN bertemu sejak ditandatanganinya Piagam ASEAN pada Desember 2008. Piagam itu menjadikan ASEAN selangkah lagi menuju pasar tunggal pada 2015 dan menjadi komunitas seperti Uni Eropa.

"Konferensi ini akan menandai piagam baru ASEAN," kata Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva belum lama ini. "Kami ingin menjadi ASEAN sebagai organisasi yang lebih berlandaskan hukum dan efektif sesuai piagam itu," tambahnya.

KTT ASEAN ke-14 semula dijadwalkan pada Desember 2008 di Bangkok. Namun, KTT itu ditunda karena kerusuhan politik di Thailand. Abhisit, yang berkuasa sebulan setelah kerusuhan itu berakhir memindahkan acara itu ke Hua Hin, Cha-am, sebuah kawasan resor pantai, sekitar 200 km selatan Bangkok, demi menghindari kerusuhan terulang.

Para pejabat senior mulai bersidang, Kamis (26/2), menjelang pertemuan para pemimpin negara dan pemerintahan akhir pekan ini. Kesepuluh anggota ASEAN adalah Brunei, Kamboja, Malaysia, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen telah mengatakan, KTT akhir pekan nanti akan membuang-buang waktu. Itu sejak China, Jepang, dan Korea Selatan menyatakan tidak bisa hadir. Absennya ketiga negara itu berarti ASEAN tidak bisa melobi kekuatan ekonomi Asia untuk membantu mengatasi krisis. Para diplomat Filipina juga mengatakan minat mereka pada KTT ini menyusut tanpa kehadiran tiga negara kekuatan Asia Timur.

Negara-negara Asia Tenggara sedang berjuang memulihkan ekonomi berbasis ekspor di tengah kecemasan banyaknya PHK karyawan dan resesi. Saat ini ekonomi Thailand dan Singapura terpuruk, sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Malaysia dan Filipina, melambat. Pekan lalu, menteri-menteri keuangan Asia setuju membentuk dana cadangan bersama senilai 120 miliar dollar AS untuk melindungi mata uang mereka.

Termasuk dokumen penting yang akan ditandatangani dalam KTT kali ini adalah kesepakatan perdagangan bebas dengan Australia dan Selandia Baru. Juga peta jalan menuju ASEAN menjadi blok ala Uni Eropa pada 2015, seperti tertuang dalam Piagam ASEAN baru.

Isu-isu HAM termasuk pengungsi manusia perahu Rohingya yang kabur dari Myanmar tetap akan dibicarakan, tetapi bukan agenda resmi. Dirjen Departemen Luar Negeri Thailand bidang ASEAN, Vitavas Srivihok, awal pekan ini menegaskan ASEAN tidak berniat secara resmi menghujat Myanmar. Pemerintahan junta militer Myanmar memiliki sedikitnya 2.100 tahanan politik termasuk Suu Kyi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com