Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Karang Cerita Bohong soal AS

Kompas.com - 14/01/2009, 14:27 WIB

Dia mengungkapkan, Rice telah berbicara dengan Bush baik sebelum maupun setelah Presiden AS itu berbicara dengan Olmert, namun menandaskan, "Dengan jaminan 100 persen bahwa niat Rice, kembali, berbicara dengan Presiden (Bush) adalah bahwa dia (menegaskan) akan abstain."

Mendinginkan Insiden

Menanggapi komentar AS ini, seorang pejabat pada kantor PM Olmert hanya singkat berucap, "Pernyataan Perdana Menteri Senin itu adalah benar sesuai dengan apa yang terjadi."

Pejabat Israel ini berusaha mendinginkan insiden itu dengan mengatakan bahwa persoalan tersebut telah berakhir dan tidak akan berdampak apa-apa.

Pejabat itu juga mengatakan bahwa dia tidak mengkhawatirkan setiap pembicaraan Olmert dengan Rice pada Selasa itu untuk mengklarifikasi insiden tersebut, atau setiap pesan yang dilansir dari Jerusalem ke Washington.

Pengakuan AS mengenai insiden itu secara tidak langsung membenarkan pernyataan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni yang mengaku telah tujuh kali mengadakan pembicaraan telepon yang sulit dengan Rice pada hari pemungutan suara untuk resolusi DK PBB itu. Kemudian Rice telah mengungkapkan padanya bahwa AS mungkin tidak akan memveto resolusi itu atau bersikap abstain saja.

Rice menghabiskan waktu selama tiga hari di New York untuk bolak-balik antara ruang sidang markas besar PBB dan bertemu dengan para menteri Arab dan sekutu-sekutunya, Inggris dan Perancis. Dia lalu mengatakan alasan mengapa ia memilih abstain karena Rice merasa resolusi DK PBB itu mungkin sedikit prematur.

Para pejabat Israel mengaku perbedaan pendapat ini tidak akan berdampak apa-apa, lebih karena Rice akan segera meninggalkan posnya kurang dari seminggu ini.

Pernyataan Olmert itu sendiri ditafsirkan sebagai refleksi dari ketidakpuasan Israel atas cara penanganan Rice dalam menyikapi resolusi Dewan Keamanan PBB tentang serangan Israel ke Gaza.

Kecerobohan Paling Buruk

Pakar Timur Tengah, Steven Spiegel, menggambarkan insiden politik itu sebagai "kecerobohan paling buruk yang dilakukan seorang Perdana Menteri Israel sepanjang sejarah."

"Anda jadi atau apa yang dipikirkan seorang perdana menteri, jika pun dugaan Anda benar, Anda benar-benar harus merahasiakannya, dan jika itu tidak benar, mengapa Anda ingin mengarang cerita yang justru mempermalukan, baik pemerintahan Bush maupun Israel, dan mengundang kritik tajam dari pihak yang berseberangan dengan Israel," kata Direktur Center for Middle East Development itu kepada harian Israel, Jerusalem Post.

"Tak peduli bagaimana melakukan itu, membesar-besarkan, berdusta, maka semua kebenaran, seluruh hal yang membuat itu semua terlihat menjadi buruk," kata Spiegel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com