Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Wartawan Diculik di Somalia

Kompas.com - 27/11/2008, 09:04 WIB

MOGADISHU, KAMIS — Sedikitnya empat wartawan yang terdiri atas seorang Inggris, seorang Spanyol, dan dua orang Somalia diculik di Puntland, wilayah Somalia utara yang memisahkan diri. Demikian kata sejumlah pejabat dan saksi mata, Rabu (26/11).

Penculikan itu tampaknya terjadi di kota pelabuhan Bosasso, di mana sejumlah warga asing diculik dalam setahun ini, tetapi masih ada kesimpangsiuran mengenai kewarganegaraan mereka yang diculik.

"Kami menerima laporan-laporan yang mengatakan bahwa dua wartawan asing diculik bersama dua wartawan lokal. Kedua orang asing itu berkewarganegaraan Inggris dan Spanyol," kata Abdulkebir Musa, Asisten Menteri Puntland Urusan Pelabuhan kepada AFP.

"Itu terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim penculikan ini. Kami tidak memperoleh tanda dari sopir atau mobil itu," katanya.

Penasihat Kepresidenan Puntland Bile Mohamoud Qabowsade sebelumnya mengatakan kepada AFP, dua warga asing yang diculik adalah orang Spanyol dan orang Perancis. Namun, tidak ada konfirmasi lain bahwa seorang warga negara Perancis telah diculik.

Pernyataan yang disampaikan asisten menteri itu dikonfirmasi oleh Manajer International Village, hotel tempat kedua wartawan asing itu menginap. "Mereka meninggalkan hotel mungkin sekitar pukul 10.00 (pukul 14.00 WIB). Mereka memesan penerbangan sehari sebelumnya. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan pergi ke Djibouti," kata Abdullahi kepada AFP. "Mereka dijemput oleh pengurus dan petugas keamanan sama yang menjaga mereka," katanya.

"Kemudian seorang pegawai perusahaan penerbangan menelepon saya untuk menanyakan ke mana orang-orang itu karena mereka belum datang. Saat ini lah saya menyadari bahwa mereka mungkin telah diculik," kata manajer hotel itu.

Manajer perusahaan penerbangan Dallo di Bosasso yang dihubungi AFP mengatakan, kedua orang itu telah memesan penerbangan namun tidak pernah muncul di pesawat yang akan membawa mereka. Bosasso adalah kota pelabuhan di mana geng-geng bersenjata menyelundupkan segala sesuatu mulai dari senjata hingga imigran melewati Teluk Aden.

Puntland, sebuah wilayah di Somalia utara yang mendeklarasikan diri sebagai negara terpisah, juga menjadi markas kelompok-kelompok perompak yang membajak kapal-kapal di Teluk Aden.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun ini.

Menurut Biro Maritim Internasional, sedikitnya 83 kapal diserang perompak di kawasan itu sejak Januari, 33 diantaranya dibajak. Dari jumlah itu, 12 kapal dan lebih dari 200 orang awak masih ditahan oleh perompak.

Uni Eropa (EU) telah memulai operasi keamanan di lepas pantai Somalia, sebelah utara Kenya, untuk memerangi aksi perompakan yang meningkat dan melindungi kapal-kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan. Itu merupakan misi laut pertama EU.

NATO juga telah mengirim sejumlah kapal untuk mengawal kapal-kapal Badan Pangan Dunia PBB yang mengangkut bantuan makanan ke pelabuhan-pelabuhan Somalia. Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikananan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka. Somalia dilanda kekerasan sejak penggulingan diktator Mohamed Siad Barre pada 1991.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com