Castro, Tak Terlihat, tetapi Terbaca di Bukunya

HAVANA, KAMIS — Pemerintah Kuba mempresentasikan sebuah buku baru yang ditulis oleh Fidel Castro, yang tak muncul di hadapan publik sejak menjalani operasi usus pada Juli 2006. Mantan pemimpin Kuba itu dikabarkan menghabiskan waktu lebih dari 400 jam untuk menulis buku La Paz en Colombia  atau Perdamaian di Kolombia.

Buku itu mengisahkan peran Kuba dalam mengakhiri perang sipil Kolombia yang berlangsung selama lebih dari empat dekade. Perundingan damai selama beberapa putaran antara Pemerintah Kolombia dan Pasukan Pembebasan Nasional, kelompok gerilyawan terbesar kedua di Kolombia, dilangsungkan di Havana, tetapi tak mengarah ke kesepakatan besar apa pun.

Buku setebal 265 halaman itu dipromosikan dalam sebuah acara di Havana yang tak dihadiri oleh Castro. Castro yang saat ini berusia 82 tahun telah menjadi pengarang dari berbagai buku. Buku terbaru Castro mencakup proses perdamaian Kolombia dan kenangannya terhadap Kuba.

Dalam promosi buku terbaru itu, pemimpin Partai Komunis Kuba untuk urusan Amerika, Jose Arbeuz, mengecam adanya anggapan bahwa Kuba telah mempersenjatai pemberontak Kolombia dalam beberapa dasawarsa belakangan. Kecaman itu disampaikan walaupun Kuba dikenal sebagai pendukung sayap kiri regional.

Buku Castro itu memuat opininya terhadap masalah Kolombia dengan produksi serta penyelundupan kokain dan heroin untuk menjawab kebutuhan pengedar obat bius di jalanan AS. Castro sempat menyerahkan kekuasaan ke adiknya, Raul, pada Juli 2006 sebelum kemudian secara resmi mengundurkan diri pada Februari tahun ini.

Castro menetap di suatu lokasi yang tak disebutkan dan kondisi kesehatannya selama ini masih dirahasiakan. Meskipun demikian, Castro dilaporkan tetap menulis esai yang diterbitkan oleh beberapa harian nasional Kuba.