Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Siap Serang Pasukan AS

Kompas.com - 16/09/2008, 19:09 WIB

ISLAMABAD, SELASA - Pasukan Pakistan telah diperintahkan untuk mengeluarkan tembakan apabila pasukan AS kembali melancarkan serangan di perbatasan antara Afganistan dan Pakistan. Pemerintah Pakistan menyampaikan protes keras terhadap Washington setelah beberapa helikopter yang mengangkut pasukan komando AS memasuki wilayah Selatan Waziristan, Pakistan pada 3 September lalu untuk melancarkan serangan ke sebuah markas milisi.

Laporan ini muncul setelah pertempuran antar perbatasan yang diduga dilancarkan oleh pasukan koalisi pimpinan AS yang berbasis di negara tetangga Afganistan mengakibatkan 15 orang tewas di dekat perbatasan Pakistan. Panglima militer Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani mengkritik keras serangan itu dan menyatakan negaranya akan membela kedaulatan hingga titik darah terakhir.

Setelah AS melancarkan serangan tersebut, Pakistan memerintahkan militernya untuk mencegah terjadinya kembali serangan yang dilakukan oleh pasukan AS itu. Juru bicara angkatan darat Pakistan, Mayor Jenderal Athar Abbas menekankan militer Pakistan akan menembak pasukan AS yang melancarkan serangan ke milisi dengan memasuki wilayah teritorial Pakistan baik melalui manuver darat ataupun udara. "Pakistan tak akan mentolerir penerobosan wilayah teritorial yang dilakukan oleh pasukan AS di masa mendatang," tegas Abbas.

Serangkaian serangan rudal terhadap target pemberontak di Pakistan dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan AS atau Badan Intelijen AS, CIA, yang berbasis di Afganistan. Terdapat sekitar 70.000 tentara internasional yang dikerahkan di bawah bendera NATO dan koalisi pimpinan AS di Afganistan sebagai upaya membantu pasukan setempat menumpas milisi.

Menurut harian New York Times, pemerintah AS akan memberitahu Pakistan saat militer AS menggencarkan operasi di wilayah negara tersebut, namun ini bukan berarti AS meminta izin untuk melancarkan operasi militernya. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih Gordon Johndroe menolak untuk memberikan komentar terhadap laporan New York Times tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com