PESHAWAR, MINGGU - Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan bom bunuh diri di barat laut Pakistan yang dikuasai oleh milisi mencapai 35 jiwa. Serangan bom bunuh diri ini berlangsung di saat Pakistan bersiap menyambut pelantikan presiden baru, suami mendiang Benazir Bhutto, Asif Ali Zardari.
Serangan bom bunuh diri Sabtu (6/9) lalu ini menunjukkan ancaman keamanan serius yang dihadapi oleh Pakistan dan Presiden terpilih Asif Ali Zardari, yang memenangkan secara mutlak suara dukungan parlemen pada saat terjadi serangan bom bunuh diri. Zardari berjanji akan bertindak tegas terhadap militan, suatu pendirian yang dinilai berpihak ke Washington dalam hal penumpasan teroris.
Zardari yang akan dilantik sebagai presiden Pakistan Selasa (9/9) nanti menghadapi tekanan dari lawan politik yang menginginkan pengurangan wewenang presiden. Ahsan Iqbal, juru bicara ketua partai oposisi, menerangkan terpilihnya Zardari merupakan suatu persinggahan menuju ke pemulihan demokrasi penuh di Pakistan dan transisi itu membutuhkan pelepasan beberapa wewenang presiden.
Presiden Pakistan memiliki wewenang membubarkan parlemen dan menunjuk panglima militer selain memimpin komite militer sipil gabungan yang mengendalikan senjata nuklir Pakistan.
Beberapa opini yang mengemuka masih meragukan pengalaman Zardari di dunia politik. Selain itu, Zardari juga dibayangi kisah masa lalu yang tercoreng oleh dugaan praktik korupsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.