Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Pelepah Pisang Menjadi Untung

Kompas.com - 25/08/2008, 07:04 WIB

Pelepah pisang yang sudah kering tidak hanya menjadi sampah dan membuat kebun tidak karuan. Namun, dengan tambahan lem, triplek dan pigura, pelepah pisang kering bisa berubah menjadi lukisan yang bernilai tinggi. Budi Setiawan dan kakaknya, Heri Andi membuat usaha lukisan dari pelepah pisang yang sudah kering.

Awalnya, sebelum menjajal pelepah pisang keduanya membuat lukisan dari rumput-rumputan dan kulit bawang putih atau bawang merah. Namun, kedua hal itu ditinggalkan karena medianya mudah terurai membuat lukisan mudah rapuh dan tidak tahan lama. Warna yang dihasilkan juga kurang bervariasi. Akhirnya, tutur Budi, kami menjajal pelepah pisang untuk dibuat lukisan.

Lukisan pelepah pisang lebih awet dan tahan lama disimpan karena kulitnya yang alot. Selain itu, pelepah pisang lebih kaya warna dibanding media lainnya. Cara membuatnya terbilang mudah, Budi menuturkan, pelepah pisang yang sudah kering dipohon siap untuk dipanen. Kemudian, pelepah pisang kering itu di cuci dan direndam dengan kamper yang dicairkan dengan minyak tanah selama 1-2 jam.

Setelah ditiriskan, pelepah pisang dipotong-potong dan siap untuk diaplikasikan di atas triplek yang telah dibuat pola dan dibubuhi dengan lem. Lukisan yang sudah jadi tersebut tinggal diberi pigura. "Kamper dan minyak tanah fungsinya untuk mengawetkan pelepah pisang dan membuang kuman yang melekat," kata Budi.

Usaha ini tidak membutuhkan banyak modal. Budi mengaku hanya mengeluarkan uang untuk bahan, seperti lem, triplek, dan pigura. Sementara untuk pelepah pisangnya, tinggal mengambil di kebun. Budi memiliki kebun pisang di Karawang seluas 200 meter yang ditanami sekitar 70 pohon. Untuk modal, Budi hanya perlu merogoh kocek kurang dari Rp 500.000 untuk menghasilkan sekitar 30 lukisan ukuran 50 x 50 cm.

Namun, karena masih asing bagi banyak orang, lukisan pelepah pisang ini menemui kesulitan pada awal pemasarannya. Budi mengawali pemasaran lukisan pelepah pisangnya tahun 1987 silam di pasar-pasar daerah Sukabumi. Karena hanya sekedar dititipkan di toko orang lain, karyanya kurang laku.

Sejak dua tahun silam, Budi mencoba peruntungannya di Jakarta dengan menyewa ruko di Jakarta City Center (JACC), Tanah Abang, Jakarta. Untuk menarik perhatian calon pembeli, Budi mendemonstrasikan pembuatan lukisan pelepah pisang. Hasilnya, kini lukisannya semakin dikenal dan pendapatan meningkat setiap bulannya.

Budi mengantongi Rp 5 juta tiap bulannya dan meningkat ketika pameran atau hari libur. Untuk lukisan ukuran 20 x 30 cm dijual dengan harga Rp 50.000, sedang lukisan paling mahal dijual sekitar Rp 3 juta dengan ukuran 1.5 m x 90 cm. "Semakin besar ukuran dan rumit cara membuatnya, semakin mahal pula harganya, " kata Budi.

Selain di Jakarta, Budi juga mempunyai showroom dan tempat produksi di desa asalnya, Karang Pawitan, Karawang Barat. Menurut Budi toko tersebut untuk memenuhi kebutuhan pembeli di Karawang dan sekitarnya.

Fauzi Bowo turut pesan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com