Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbu Masa Lalu dan Masa Kini

Kompas.com - 20/08/2008, 03:00 WIB

A Tomy Trinugroho

Kota terlarang adalah komponen penting dari ibu kota China, Beijing. Didirikan pertama kali pada 1406 hingga 1420, Kota Terlarang atau Forbidden City yang meliputi total area 72 hektar adalah salah satu simbol utama kejayaan bangsa China pada masa silam.

Dahulu Kota Terlarang adalah tempat yang sangat tertutup. Hanya Kaisar China, kerabatnya, dan orang- orang tertentu yang bisa masuk serta tinggal di kompleks istana nan megah itu.

Kini tak ada lagi kerahasiaan di Kota Terlarang yang pernah menjadi tempat kediaman 24 kaisar dari Dinasti Ming dan Qing. Setiap hari ribuan orang datang mengunjungi Kota Terlarang. Setiap sudut Kota Terlarang bebas dipotret. Setiap sudut Kota Terlarang sekarang bebas dimasuki oleh turis sambil makan es krim atau mungkin sambil mengunyah permen karet.

Meski begitu, bersama Lapangan Tiananmen, Kota Terlarang tetaplah ikon penting kota Beijing. Bahkan, keberadaan simbol modernitas Beijing paling mutakhir, yakni Olympic Green atau Taman Olimpiade, tetap memiliki pertalian erat dengan Kota Terlarang.

Sumbu khayal selatan-utara

Kota Terlarang adalah bangunan utama di dalam sumbu khayal selatan-utara kota Beijing. Dahulu kala sumbu ini bermula di Gerbang Yongdimen, gerbang kota paling selatan yang sekarang sudah tak ada lagi bekasnya.

Ke utara sedikit ada Gerbang Zhengyangmen atau Gerbang Qianmen. Setelah itu, terdapat Gerbang Tiananmen, yang bercirikan adanya foto besar mantan pemimpin China, Mao Zedong, dan Gerbang Duanmen, yang berada persis di depan Istana Kota Terlarang.

Dari Gerbang Duanmen, sumbu khayal selatan-utara mengantar kita pada gerbang paling selatan Istana Kota Terlarang, yakni Gerbang Wumen. Sumbu khayal selatan-utara kemudian berlanjut dengan membelah secara simetris Istana Kota Terlarang.

Pada suatu siang, pekan lalu, Kota Terlarang dipenuhi oleh begitu banyak turis. Mereka umumnya datang dengan kereta bawah tanah jalur 1 dan berhenti di Stasiun Tiananmen Timur atau mungkin di Stasiun Tiananmen Barat. Stasiun ini berada tak jauh di depan Gerbang Tiananmen.

Setelah melewati pintu gerbang yang dihiasi foto Mao Zedong berukuran raksasa itu, pengunjung akan melewati Gerbang Duanmen, sebelum akhirnya sampai di Gerbang Wumen. Tiket masuk Istana Terlarang dijual di sekitar Gerbang Wumen.

Alat pandu turis elektronis disewakan di dekat Gerbang Wumen seharga 40 yuan (Rp 55.000) di luar deposit 100 yuan (Rp 135.000). Deposit ini berfungsi sebagai jaminan dan akan dikembalikan saat kita mengembalikan alat pandu elektronis.

Setelah melewati Gerbang Wumen, ada halaman luas yang diperkeras dengan batu. Pada lajur tengah, lajur khusus raja, pengerasan menggunakan batu putih khusus.

Halaman ini membawa kita pada Gerbang Keselarasan Tertinggi atau Gate of Supreme Harmony (Taihe Men). Konon dahulu kala, Kaisar China dengan berdiri di gerbang itu mendengarkan laporan pagi dari para pejabat militer atau politik kerajaan.

Setelah Gerbang Keselarasan Tertinggi, barulah kita masuki area pusat Istana Terlarang. Di belakang gerbang itu terdapat halaman luas yang mengantar kita pada Balairung Keselarasan Tertinggi atau Taihe Dian (Hall of Supreme Harmony). Ratusan tahun lalu upacara besar diselenggarakan di halaman tersebut.

Dengan mudah terbayang, ratusan orang berpakaian kebesaran berbaris di halaman. Mereka semua menghadap dengan penuh ketaatan ke arah gedung Balairung Keselarasan Tertinggi yang sangat megah, tempat kaisar berdiri.

Di tengah cuaca panas dan hilir mudik ratusan turis yang tiada habisnya, perjalanan menyusuri Kota Terlarang berlanjut ke kompleks tempat tinggal kaisar. Inilah sebenarnya inti dari Kota Terlarang.

Di dalam salah satu bangunan di kompleks itu terdapat tempat tidur besar berwarna merah, lengkap dengan kelambu merah. Bangunan ini tertutup oleh pintu kayu dan kaca sehingga orang hanya bisa mengintip ke dalam lewat kaca. Konon, di sinilah Kaisar China dahulu memadu asmara dan berikhtiar menghasilkan keturunan yang bisa meneruskan kelangsungan dinasti.

Kaki mulai terasa pegal. Menyusuri seisi Kota Terlarang sebenarnya tidak cukup hanya dalam waktu satu atau dua jam. Perlu waktu satu hari penuh untuk menyusuri istana itu.

Selain jalur utama yang terdiri atas berbagai bangunan penting, ada pula berbagai bangunan di samping kanan-kiri jalur utama yang tak bisa dilewatkan begitu saja. Kompleks para selir, misalnya, berada di sebelah timur jalur utama.

Jalur utama atau sumbu khayal selatan-utara yang membelah Kota Terlarang berlanjut terus ke utara sejauh berkilo-kilometer hingga ke Olympic Green atau Taman Olimpiade.

Taman Olimpiade adalah kawasan baru di utara kota Beijing. Sekitar 50 persen pertandingan atau perlombaan dalam Olimpiade 2008 digelar di kompleks itu. Stadion utama Olimpiade atau Sarang Burung (Bird Nest) berada di Taman Olimpiade. Demikian pula gelanggang renang Kubus Air (Water Cube) yang terlihat begitu indah pada malam hari. Sejumlah gedung modern lainnya juga didirikan di Taman Olimpiade.

Aspek historis tentu menjadi alasan utama meletakkan Taman Olimpiade di ujung paling utara dari sumbu khayal selatan-utara kota Beijing. China seolah ingin menyatakan bahwa kecanggihan Taman Olimpiade yang dilengkapi dengan stasiun kereta bawah tanah adalah lanjutan dari keagungan sejarah mereka pada masa lalu.

Sama-sama berada di sumbu khayal selatan-utara Beijing, Kota Terlarang dan Taman Olimpiade juga memiliki peran yang sama bagi bangsa China. Mereka adalah tonggak penting dalam perjalanan bangsa China.

A Tomy Trinugroho dari Beijing, China

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com