Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Lepas 10.000 Tahanan di Irak

Kompas.com - 02/08/2008, 17:45 WIB

BAGHDAD, SABTU -  Militer AS di Irak melepaskan lebih dari 10.000 tahanan selama 2008 sebagai upaya mengosongkan penjara sudah terlalu padat.

Menurut angka yang dikeluarkan militer AS, Sabtu (2/8), hingga saat ini masih ada 21.000 orang yang dikurung di penjara di seluruh Irak. Disebutkan tiap hari militer AS melepas 45 tahanan dan menahan 30 orang. Tahun lalu sebanyak 8.900 tahanan dilepas.

Militer AS ingin mengalihkan tahanan itu ke bawah penguasaan Irak. Namun untuk mencapai tujuan itu, militer AS mengalami kesulitan karena, tidak ada cukup ruang tahanan dan sipir yang terlatih di pihak Irak.

Sejauh ini militer AS telah memisahkan antara penjahat kecil dari kelompok ekstremis, serta mengadakan program pengajian, pendidikan dan lainnya untuk merehabilitasi penjahat yang tidak terlalu berbahaya. Program pengampunan juga diperbanyak.

"Karena ada perubahan penanganan tahanan dan program untuk menyiapkan mereka agar bisa terintegrasi dengan masyarakat, kami tidak hanya sampai pada pelepasan 10.000 orang itu. Tetapi yang bisa kami lepaskan kurang dari 1 persen," kata Jenderal David Petraeus, panglima militer AS di Irak, Sabtu (2/8).

Militer AS mengatakan sistem penahanannya sudah disahkan resolusi PBB yang mengatur bahwa Irak harus mengizinkan militer AS menahan orang sesuka hati. Para ahli hukum militer AS mengatakan, pihaknya juga mematuhi hukum internasional yang mengatur perang dan sistem penahanannya dirancang dengan semangat Konvensi Jenewa.

Para komandan AS mengklaim berhak menahan seseorang sampai yang bersangkutan dianggap tidak lagi menjadi ancaman bagi pasukan AS. Menurut mereka hukum dan pengadilan setempat tidak mengatur soal itu. Kelompok-kelompok pembela HAM mengkritik kebijakan penahanan AS dan menyebutnya sebagai kesalahan interpretasi terhadap hukum internasional yang sebenarnya mensyaratkan proses legal sebelum menahan seseorang.

Hak menahan oleh militer AS ini juga menjadi hal paling keras diperdebatkan dengan Irak terkait penyusunan kesepakatan keamanan baru yang tampaknya akan memungkinkan AS tinggal lebih lama di Irak. Mandat PBB untuk AS sebenarnya berakhir tahun ini. Para pejabat Irak ingin pengadilan menjadi pihak yang paling berhak menangkap atau menahan warga Irak, bukan militer AS.

Menurut militer AS, rata-rata penahanan berlangsung selama 330 hari. Sebanyak 17.000 tahanan, termasuk beberapa yang dianggap paling berbahaya, dikurung di Kamp Bucca di Irak selatan. Militer meningkatkan kontrol atas rumah-rumah tahanan untuk memperbaiki maraknya penyiksaan terhadap tahanan yang menuai kritik internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com