Berakhir Pekan ke Gunung Bunder
Jarum jam di pergelangan tangan saya tepat menunjuk pukul 20.00 WIB. Hujan rintik-rintik jatuh di atas kaca bis yang kami tumpangi. Tumben, malam ini
Duduk di deretan kursi paling belakang, sudut kiri dekat pintu, saya membayangkan tempat yang akan kami kunjungi malam ini. Sebuah resort di kawasan Gunung Bunder,
“Teman-teman ayo bangun, sebentar lagi kita sampai,” suara Daniel, pemandu kami dari pihak resort membangunkan saya.
Saya melirik jam di tangan saya. Ups, pukul 22.50 WIB. Hampir tiga jam saya tertidur. Mesin bus menderu cukup kencang terndengar hingga ke dalam, namun bus seperti tertatih. Dari jendela depan Pak Supir terlihat rupanya bus sedang merayap menyusuri jalan kecil menanjak yang berkelok-kelok.
Di luar jendela, di kejauhan di bawah
“Kita sudah memasuki wilayah Gunung Bunder. Sebentar lagi kita sampai,” suara Daniel memecah keheningan.
Saya nyaris kembali tertidur ketika suara Daniel kembali memecah kantuk saya dan meminta rombongan untuk turun dari bus. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih saya beranjak dari tempat duduk. Brrr…udara dingin langsung menyergap. Nafas yang saya hembuskan dari mulut mengeluarkan asap. Malam itu angin bertiup cukup kencang.
“Selamat datang di Michael Resort. Malam ini Anda akan menginap di resort paling eksklusif di Gunung Bundar,” penerima tamu berpakaian kebaya serba putih menyambut kami menjelang tengah malam yang dingin.
Kawasan Gunung Bunder, Kabupaten Bogor, tidak sepopuler puncak. Padahal, tempat ini juga merupakan daerah pegunungan yang sejuk. Gunung Bunder sendiri sebenarnya adalah nama desa di kecamatan Pamijahan,