Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Bawa Anak, Penderita Kanker Otak Juarai Lomba Maraton

Kompas.com - 18/03/2013, 19:22 WIB

BEAUMONT, KOMPAS.com - Sebuah kisah luar biasa bisa terjadi di mana saja. Salah satunya adalah kisah Iram Leon dan putrinya Kiana di Amerika Serikat.

Iram Leon (32), pada November 2010, didiagnosa menderita kanker otak yang tak mungkin disembuhkan. Para dokter memperkirakan Leon paling maksimal hanya akan hidup hingga usia 40 tahun.

Dengan kondisi sakitnya ini, Leon hampir tak bisa melakukan hal-hal yang dilakukan manusia sehat, seperti mengemudikan mobil, bekerja atau berolahraga full body contact, seperti sepak bola. Namun, dia masih bisa berlari.

Sehingga, beberapa bulan setelah Leon didiagnosa menderika kanker otak, dia memutuskan kapanpun dia berolahraga lari, dia akan mendorong putrinya di atas sebuah kereta dorong.

Leon benar-benar melaksanakan tekadnya itu. Dia selalu mendorong Kiana baik saat dia berolahraga rutin maupun dalam berbagai lomba lari.

"Saya tak ingin pada saat akan meninggal, saya mengatakan 'Saya harap saya menghabiskan waktu lebih banyak dengan putri saya'" itulah alasan Leon untuk selalu membawa putri semata wayangnya itu.

Akhirnya, Leon berusaha mendaftarkan diri dalam lomba maraton resmi Gusher Marathon di kota Beaumont, Texas, AS.

Namun, empat kali Leon mendaftar, empat kali pula panitia lomba menolaknya. Panitia beralasan membawa anak di kereta dorong tidak diperbolehkan dalam sebuah lomba.

Namun, akhirnya panitia lomba mengizinkan Leon dan Kiana mengikuti lomba. Leon membayar kepercayaan panitia itu dengan luar biasa. Dia dan Kiana menjuarai lomba maraton itu dengan catatan waktu 3 jam 7 menit dan 35 detik.

Usai lomba, Leon mencurahkan perasaannya dalam blog pribadinya.

"Nampaknya, kanker otak dengan skenario menakutkannya, memiliki sisi baik dari yang selama ini pernah saya bayangkan," tulis Leon.

"Di Gusher Marathon, sambil melawan angin dan mendaki bukit, dengan putri kesayangan dan inspirasiku, saya lari di jalan raya meski saya tidak diizinkan mengemudi mobil di jalan raya," tambah dia.

Bagi Leon dan Kiana, mengikutin maraton itu adalah kesempatan melupakan kesulitan hidup sehari-hari. Kiana sering melihat ayahnya tiba-tiba kejang karena serangan penyakitnya. Mereka juga kerap berlatih memanggil bantuan lewat telepon 911 di rumah.

Pengalaman ikut lomba maraton bersama putrinya itu, membuat Leon mengatakan dia tak lagi memiliki penyesalan dalam hidup ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com