Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Indonesia Terancam Dipancung

Kompas.com - 30/04/2009, 02:20 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Misnadin (70) dan Sadenah (60) ayah dan ibu kandung dari Sulaimah, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Dusun Meranti, Desa Puguk, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar hanya dapat tegar mengetahui anak ketiganya akan menjalani hukuman pancung di Arab Saudi lantaran diduga membunuh majikannya. Pasangan lanjut usia (Lansia) tersebut mengharapkan Pemerintah Indonesia meperjuangkan nasib anak mereka.

Lima tahun Sulaimah bekerja di Arab, terhitung sejak akhir 2004 lalu. Hanya sekali kedua orangtuanya berkomunikasi, itupun melalui dua lembar surat yang dikirimkan Sulaimah melalui rekannya yang kembali ke Pontianak. "Suratnya dititipkan, dan diberikan ke kami," ujar Misnadin kepada Tribun di temui rumahnya, Rabu (29/4).

Menurutnya tidak sekalipun mereka mendengar suara atau menatap kembali bentuk wajah Sulaimah. "Orang yang membawanya ke Arab bilang kalau Sulaimah terkena musibah dituduh membunuh majikannya. Kami disuruh berdoa," jelas Misnadin.

Sontak keluarga besar Sulaimah kaget. Selama 14 hari berturut-turut keluarganya menggelar Yaasinan untuk mendoakan keselamatan Sulaimah.

"Kami sempat khataman Al-Quran. Ibunya juga sering membaca Surah Yaasin usai sembahyang Maghrib," ujarnya.

Tidak sampai disitu, untuk meyakinkan dirinya bahwa Sulaimah masih hidup, Misnadin meminta bantuan dukun. "Kami cari dukun agar Sulaimah tidak dipancung. Terakhir dukun dari Kabupaten Ketapang memberikan sebutir telur pada keluarga. Telur itu disimpan, jika dalam tiga hari telur tidak pecah maka Sulaimah masih hidup," jelas Misnadin.

Hingga tiga hari berlalu, telur yang diandaikan sebagai nyawa Sulaimah tidak pecah. Hal tersebut memberikan sedikit ketenangan pada keluarga Misnadin.

Walau demikian, kerinduan Misnadin dan Sadenah terhadap anaknya tidak mampu terobati. Sulaimah memiliki dua anak dari dua perkawinannya.

Perkawinan pertama dikaruniai seorang anak laki-laki, dan perkawinan kedua dikaruniai anak perempuan. Kini kedua anak tersebut berada pada kuasa penuh ayah mereka.

Baik Misnadin maupun Sadena berharap pemerintah membantunya. "Saya harap bapak SBY mau membantu anak kami. Kalau bisa jangan mayatnya yang pulang kerumah, namun ia dalam keadaan hidup," ujar Misnadin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com