Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Luar Negeri Pertama Presiden Sudan

Kompas.com - 14/08/2008, 19:40 WIB

KHARTOUM, KAMIS -Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir akan melakukan perjalanan ke Turki Agustu s ini, lawatan pertamanya ke luar negeri sejak Pengadilan Pidana Internasional bergerak untuk mendakwanya karena genosida di Darfur, sumber kepresidenan dan media pemerintah mengatakan.
  
Turki yang anggota-NATO belum mensahkan perjanjian untuk membentuk ICC itu, tapi mendapat tekanan untuk menjadi anggotanya sebagai bagian dari pembicaraan untuk bergabung dengan Uni Eropa.
   
Pertemuan puncak Turki-Afrika, yang akan dihadiri oleh beberapa kepala negara, akan diadakan 19-20 Agustus di Istanbul.
   
Pusat media negara Sudan mengutip sumber pemerintah tingkat tinggi yang mengatakan Bashir akan memimpin delegasi Sudan. Satu sumber di istana presiden mengatakan: "Ya, pasti ia akan pergi".
   
Ditanya mengenai kemungkinan surat perintah penangkapan ICC dikeluarkan ketika Bashir di Istanbul, sumber tersebut mengatakan itu tidak mungkin.
   
Kepala jaksa ICC Luis Moreno-Ocampo telah minta pengadilan itu untuk mengeluarkan surat perintah penngkapan bagi Bashir dengan tuduhan pembasmian etnik, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur, dengan mengatakan aparatur negaranya telah menewaskan 35.000 orang dan secara tidak langsung sedikitnya 100.000 orang yang lain.
   
Kelompok hak asasi manusia memuji tindakan itu sebagai pukulan bagi kebebasan dari hukuman tapi banyak warga Sudan dan pemain regional menyampaikan kekhawatiran hal tersebut akan menggelincirkan proses damai di negara terbesar di Afrika itu.
   
ICC juga dapat membutuhkan beberapa pekan atau beberapa bulan untuk mengeluarkan surat perintah itu, tapi mereka tak pernah gagal mengeluarkannya setelah diminta oleh penuntut. Pengadilan itu sedang reses hingga 18 Agustus.
   
Beberapa pakar internasional memperkirakan sekitar 200.000 orang telah tewas dan 2,5 juta orang terusir dari rumah mereka sejak pemberontak yang sebagian besar bukan Arab mengangkat senjata awal 2003 dengan menuduh pemerintah pusat di Khartoum melalaikan melalaikan wilayah Darfur.
   
Sudan menyalahkan media Barat karena membesar-besarkan koflik dan menyebutkan korban tewas hanya 10.000 orang.
   
Tahun lalu ICC mengeluarkan dua surat perintah penangkapan bagi seorang menteri muda kabinet dan seorang pemimpin milisi sekutu tapi Sudan menolak untuk menyerahkan mereka. Khartoum telah menandatangani perjanjian Roma untuk membentuk pengadilan itu tapi tidak meratifikasinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com