Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di AS, Jusuf Kalla Sebar Pesan tentang Islam yang Inklusif

Kompas.com - 31/03/2016, 14:53 WIB

Tim Redaksi

MARYLAND, KOMPAS – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengagumi kegiatan yang dilakukan di Masjid Indonesian Muslim Association in America (IMAAM), di negara bagian Maryland, Amerika Serikat.

Kepada para jamaah masjid, Kalla berpesan agar tempat ibadah itu menjadi tempat untuk menampilkan wajah Islam yang inklusif. Dengan inklusivitas itu, diharapkan kegiatan masjid dapat mewarnai kehidupan masyarakat AS yang plural.

Pesan ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika mengunjungi Masjid IMAAM, Rabu (30/3) sore waktu setempat atau, Kamis (31/3) dinihari waktu Indonesia barat.

Kehadiran Kalla disambut hangat jamaah masjid yang datang dari tiga negara bagian, Washington DC, Maryland, dan Virginia.

“Kegiatan di masjid ini penting untuk mengenalkan bahwa Islam itu tidak identik dengan Timur Tengah. Islam di negara kita sangat moderat, kita mengenal bahwa ajaran ini untuk rahmat bagi semua umat manusia,” kata Kalla saat berada di masjid itu.

Lantaran kegiatanya yang inklusif di Masjid IMAAM, masyarakat AS dapat menerima keberadaan masjid itu di kawasan pemukiman mereka.

Keberadaan masjid itu sekaligus menegaskan bahwa AS tidak diwakili oleh sikap Donald Trump, salah satu kandidat calon presiden dari Partai Republik yang pernah melontarkan pernyataan menyudutkan terhadap umat muslim.

Masjid itu, kata Kalla, menjadi bukti bahwa warga AS juga bersikap toleran.

“Kita harus pahami AS bukanlah Trump, bagi AS juga penting memahami bahwa Islam itu bukan Arab. Namun ada Islam yang berwajah Indonesia. Saya mengapresiasi pada masyarakat Indonesia di sini,” kata Kalla.

Fungsi masjid IMAAM memang bukan hanya sebagai tempat ibadah. Pengelola masjid menjadikannya juga sebagai tempat pendidikan bagi warga, yang tidak hanya dari Indonesia. Pengelola juga membuka dialog antar umat yang melibatkan umat Kristen dan Yahudi.

Majelis Wali Amanah Masjid IMAAM Firdaus Kadir mengatakan sudah menjadi tuntutan zaman untuk selalu membuka diri terhadap pemeluk agama lain. Masjid berlantai dua itu sebelumnya pernah kosong selama empat tahun.

Jauh sebelumnya, masjid itu merupakan gereja. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia membeli masjid itu dan menjadikannya sebagai tempat ibadah untuk umat Islam. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com