KOMPAS.com - Pasar di negara-negara Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) masih tetap potensial sampai kini. Maka dari itulah, perusahaan elektronik asal China, Media, tetap membidik pasar tersebut dalam pengembangan usahanya. Wakil Presiden Grup Midea Andy Gu mengatakan hal itu di Bandung, kemarin, saat menghadiri pertemuan diler Midea seluruh Indonesia.
Jika ditambah dengan jumlah penduduk Indonesia yang kini 237 juta jiwa, total jumlah penduduk di BRICS mencapai angka 3 miliar jiwa. Angka fantastis ini masih ditambah dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di BRICS pada posisi di atas lima persen.
Midea, imbuh Andy yang didampingi oleh Presiden Direktur Midea Planet Indonesia Jino Sugianto dalam kesempatan itu terbilang sukses merebut pasar di BRICS. Ditambah dengan ekspornya ke Amerika Serikat, Midea internasional mencatatkan nilai ekspor hingga 6 miliar dollar AS sampai dengan akhir 2012. Ini menempatkan Midea menjadi terbesar ketiga dunia dalam volume ekspor.
Perusahaan yang berdiri pada 1968 dan memulai debut bisnis produksi peralatan rumah tangga elektronik pada 1980 dengan produk kipas angin listrik ini sampai kini juga menempatkan pabrik-pabriknya di negara-negara BRICS. Di China, ada 17 pabrik. Kemudian, Midea juga memunyai pabrik di Brasil, Belarus (anggota Persemakmuran Rusia), India, Mesir, dan Argentina. Lalu, di kawasan Asia Tenggara, Vietnam adalah basis produksi Midea pula.
Dalam dunia industri elektronik, Midea adalah original equipment manufacturer (OEM). Perusahaan jenis ini memproduksi peralatan-peralatan elektronik untuk kemudian dirakit menjadi produk elektronik dengan nama berbeda. Jadilah, dengan ciri seperti itu, Midea memasok peralatan-peralatan untuk dirakit perusahaan elektronik lainnya menjadi produk pendingin udara (AC), lemari es, mesin cuci, dan sebagainya.
Perkembangan menunjukkan kalau Midea ikut bersaing juga dengan produsen-produsen lainnya pada produk peralatan rumah tangga elektronik dengan nama sendiri. Alhasil, menurut penuturan Andy Gu dan Jino Sugianto, Midea hingga kini fokus pada produk AC, mesin cuci, dan kulkas.
Kebutuhan
Jino lebih lanjut menuturkan kebutuhan masyarakat dunia untuk peralatan rumah tangga elektronik makin hari makin menanjak. Dalam pengamatannya, kebutuhan AC terbilang paling menonjol."Mungkin ini bukti dari pemanasan global,"katanya.
Dalam catatan Jino, lebih lanjut, Midea masih mengandalkan penjualan AC untuk tempat tinggal (residensial) dalam merebut pasar dunia. Sampai dengan akhir 2012, konsumen dunia sudah membeli sekitar 30 juta unit AC residensial. Angka ini setara dengan 31 persen dari total konsumsi AC residensial global.
Berangkat dari keberhasilan ini, imbuh Jino, Midea Indonesia yang hadir sejak 2010 mematok strategi demi mendulang kesuksesan pula. Menurut penuturan Jino, permintaan peralatan elektronik di Tanah Air rata-rata tumbuh hingga 15 persen.
Kemudian, dalam jangka dua tahun lebih, tambah Jino, pihaknya mengalami penjualan hingga 583 persen pada akhir 2011. Pada akhir 2012, penjualan Midea terdongkrak hingga 161 persen.
Pada akhir 2012, lanjut Jino, pihaknya bisa meraup penjualan di kisaran Rp 200 miliar. Lalu, sampai dengan tutup tahun 2013, Midea mematok target lipat dua untuk penjualan. "Kami berharap pada 2015 bisa mencapai Rp 1,5 triliun,"ujar Jino sembari berharap kalau target pada 2015 itu tercapai, pihaknya mencatatkan diri di posisi lima terbesar di Indonesia.
Sementara itu, kontribusi AC residensial sebesar 49 persen masih mendominasi penjualan Midea di Indonesia. Menyusul di belakangnya adalah mesin cuci (31 persen), dan kulkas (6 persen).
Selanjutnya, dengan perluasan penetrasi produk peralatan rumah tangga elektronik berbagai varian, penjualan kulkas khusus penyimpan makanan beku (chest freezer) menempati posisi keempat di angka 6,8 persen. Paling bontot, penjualan kulkas peraga (show case) menyumbang 6 persen.
Sementara, melihat perkembangan selama ini, ada kemungkinan Midea dapat membangun pabrik di Indonesia. Realisasi itu bakal menempatkan Indonesia sebagai basis kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam. Terakhir Negeri Paman Ho itu membangun pabrik kedua pada 2010 setelah pabrik pertama pada 2007.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.