Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita Rasa Kopi Bajawa Sihir Mancanegara

Kompas.com - 09/06/2012, 02:58 WIB

KORNELIS KEWA AMA/SAMUEL OKTORA

Pu’u zili giu, zili meko da tere tolo dara sa ulu roro, sui o uwi.

Siba ghede ne’e go tanah meze. Peha ne’e go dhiri lewa ata tuka meda.

Ungkapan dalam bahasa Ngada tersebut artinya sumber terang dari tempat jauh, memberi kehidupan ke segala penjuru. Lindungilah bidang tanah besar, tentukan jenis serta kualitas tanaman dengan batas-batas yang jelas, agar tidak diganggu.

Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, menyuguhkan pesona alam nan asri di bawah hamparan kaki Gunung Inerie (2.245 mdpl). Hamparan hutan kopi arabika organik dengan ketinggian 1 meter hingga 3,5 meter tersebar di beberapa titik di Kecamatan Golewa dan Bajawa.

Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, berasal dari kata bha artinya ’lembah’, ’kuali’, dan jawa artinya ’sejahtera’. Bhajawa: lembah kesejahteraan. Bajawa berada di lembah, diapit gunung dan bukit.

Kota itu dibangun pada 1958 sebagai onder afdeling Ngada bersamaan dengan pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memisahkan diri dari Provinsi Kepulauan Sunda Kecil (Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur). Suhu udara 15-30 derajat celsius. Saat siang hari pun suhu udara tetap dingin.

Wilayah ini memiliki tradisi budaya dan adat-istiadat yang kuat, mendorong kehidupan masyarakat Ngada dijiwai tradisi itu. Reba, ritual adat terbesar, menjiwai seluruh ciptaan alam, pembaruan kehidupan, rezeki, dan kekuatan.

Di sekitar Gunung Inerie dikembangkan tiga jenis tanaman perkebunan tradisional, yakni kelapa, kemiri, dan kopi robusta. Pada 1990-an diperkenalkan cengkeh, cokelat, dan vanili, tetapi tidak berkembang.

Buku Masyarakat Tradisional Ngada yang ditulis Piet Orinbao SVD (1982) menyebutkan, masyarakat agraris Ngada yakin, arwah leluhur sangat berpengaruh dalam aktivitas perkebunan (pertanian). Unsur magis tidak terpisahkan dari keberhasilan di bidang itu. Pantang bagi mereka melakukan tindakan melanggar moral sebab diyakini akan gagal panen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com