Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejolak Dunia Arab Terkait Benturan Kebudayaan

Kompas.com - 08/12/2011, 16:30 WIB
Ingki Rinaldi

Penulis

PADANG, KOMPAS.com — Situasi kontemporer di dunia Arab yang dewasa ini penuh gejolak tidak terlepas dari benturan antara kebudayaan pangeran dan revolusi pemulihan harga diri. Gejolak yang dimulai di Tunisia sejak Desember 2010 itu terkait dengan kebudayaan Islam pangeran yang ditandai dengan kekuasaan oleh raja, presiden, amir, sultan, dengan gagasan pembungkaman hak menyatakan pendapat yang dibiayai uang minyak Arab Saudi.

Demikian pendapat mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dalam seminar internasional bertema "Konstelasi Politik Islam dan Era Kontemporer Timur Tengah; Antara Gerakan Demokrasi dan Islam", Kamis (8/12) di Kota Padang, Sumatera Barat. Seminar itu digelar program pascasarjana IAIN Imam Bonjol, Padang.

Dalam makalahnya, Syafii mengutip pendapat seorang sosiolog Maroko, Fatima Mernissi, yang menyebut fundamentalisme di Aarab Saudi sebagai Petro-Wahabisme dengan perempuan-perempuan bercadar sebagai pilarnya. Ungkapan itu dikutip Mernissi dari karya D Nur Abdallah yang berjudul Al-Petrole wa al-Akhlaaq.

Kebudayaan Islam pangeran yang dimaksud adalah rezim yang mengambil legitimasi dari anggapan bahwa seseorang tidak bisa menjadi Muslim dan menganut demokrasi pada saat bersamaan. Label kafir dengan legitimasi agama menjadi alasan mengapa rezim represif itu bertahan demikian lama di dunia Arab.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com