Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Palestina dan Israel (1)

Kompas.com - 28/10/2010, 17:39 WIB

Wartawan Kompas Andi Suruji turut serta dalam rombongan lawatan Ketua Umum Palang Merah Indonesia Muhammad Jusuf Kalla ke Jordania, Palestina, dan Israel, 13-20 Oktober 2010 lalu. Banyak cerita menarik dalam lawatan tersebut yang dituliskannya secara bersambung, mulai hari ini. Selamat menikmati.

* * *

Apa yang Anda bayangkan jika mendengar nama kota Jericho, Al Bireh, Ramallah, Jerusalem di Palestina, atau Tel Aviv di Israel?

Boleh jadi, yang paling pertama menyergap pikiran dan terbayang adalah perang, kekerasan, senjata, panser, tembak-menembak, bunyi mesiu, dan raungan sirene tanda perang. Selain itu, mungkin juga terbayang sejumlah barikade, tentara dengan senjata lengkap siap perang ada mana-mana. Jam malam dan  penggeledahan ketat berulang kali oleh tentara terhadap setiap orang asing yang hendak masuk ke wilayah dua pihak yang masih terus berkonflik tersebut, Palestina dan Israel…?

Semua kesan dan citra itu bisa benar semua, tetapi bisa juga hanya sebahagiannya saja. Hal-hal  itu juga yang menggelayut dalam pikiran saya ketika ikut bersama rombongan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam lawatan ke Palestina, 13-20 Oktober 2010.

Bayangan itu sudah mulai bermain-main di benak saya sejak di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Kadang ditimpali bayangan betapa menariknya liputan jurnalistik yang bisa saya tuliskan sekembali dari sana. Betapa tidak, selama ini perkembangan konflik Palestina-Israel hanya bisa diikuti dari berita-berita surat kabar, majalah, siaran televisi, internet. Tetapi saya coba ”bunuh” pikiran itu dengan tidur sepanjang Jakarta-Dubai sekitar sembilan jam dalam pesawat Emirates, yang take-off pukul satu dini hari.

Rombongan PMI dipimpin langsung Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla (JK). Ada juga Sekjen PMI Budi Adiputro, Wakil Sekjen Rapiuddin Hamarung, Staf PMI Irman Herman, relawan PMI Egy Massadiah, dan Adam Suryadi staf pribadi JK.

Mereka akan mengikuti acara 6th Annual Partnership Meeting Palestine Red Crescent Society (PRCS) di Albireh, Palestina. Acara ini diselenggarakan bulan sabit merah Palestina untuk mempertemukan pengurus organisasi sejenis dari berbagai negara yang selama ini memberikan dukungan bagi PRCS. PMI sendiri baru pertama kalinya diundang. Ini mungkin terkait dengan bantuan PMI senilai Rp 1 miliar kepada PRCS, ketika Chairman PRCS Younis Al Khatib berkunjung ke Indonesia dan bertemu JK di Jakarta sekitar dua bulan sebelumnya.

Delegasi PMI juga akan menghadiri 8th Asia Pacific Konference - International Federation Red Cross and Red Crescent Societies, 17-20 Oktober di kawasan wisata Laut Mati, Jordan Valley, Amman, Jordania. Kehadiran JK dalam forum ini, selain dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PMI,  juga karena sekitar bulan Juli 2010 dalam pertemuan palang merah dan bulan sabit merah se-ASEAN di Jakarta, JK ditunjuk sebagai koordinator palang merah dan bulan sabit merah se-ASEAN, yang dituangkan dalam Deklarasi Jakarta.

Sewaktu mengurus dokumen perjalanan, selain dokumen permohonan visa ke Kedubes Jordania, kami juga mengisi dokumen permohonan visa ke Kedubes Israel di Singapura. Untuk masuk Palestina, memang harus terlebih dahulu mendapat visa dari Israel.

Saya pun mendapat kabar bahwa sedang diatur pertemuan antara JK dan Chairman Magen David Adom (MDA) Israel, Noam Yfrach di suatu tempat dalam perjalanan kembali ke Jordania sepulang dari Palestina. MDA adalah organisasi semacam Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Hanya Israel satu-satunya negara yang organisasinya tidak menggunakan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, tetapi lambang kristal berwarna biru.

Sejenak saya membayangkan pertemuan Ketua PMI dan Chairman MDA tersebut tentu menjadi berita bagus, sekaligus bisa menimbulkan reaksi di Jakarta. Maklum, antara Indonesia dan Israel belum ada hubungan diplomatik sampai saat ini. Meskipun saya belum mengonfirmasikan soal ini kepada JK, namun saya sudah bisa menduga jawabannya, bahwa PMI adalah organisasi independent yang mengusung misi kemanusiaan. Tidak ada sekat-sekat politik manakala orang berbicara kemanusiaan. Apalagi konflik Palestina-Israel menyisakan persoalan kemanusiaan, seperti korban perang dan pengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com