Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Kurangi Jumlah Kepala Nuklir

Kompas.com - 20/10/2010, 07:36 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Inggris bertekad mempertahankan kekuatan tangkal nuklirnya, tetapi akan mengurangi kepala nuklir yang dimilikinya serta menunda keputusan tentang pembangunan kapal-kapal selam baru sampai tahun 2016.

Dalam penjelasan tentang tinjauan pertahanan Inggris pertama dalam 12 tahun terakhir, Perdana Menteri David Cameron mengatakan, program nuklir Trident merupakan kebijakan pertahanan pamungkas. Program nuklir itu juga menjadi kunci dalam mempertahankan keamanan nasional Inggris.

Namun, di tengah penentangan kubu Liberal Demokrat, mitra yunior dalam pemerintahan koalisi yang berkuasa Mei lalu, Cameron mengatakan, belum ada keputusan soal penggantian sampai pelaksanaan Pemilu 2015. Dipandang sejumlah pihak sebagai konsesi lain bagi kubu Liberal Demokrat, peninjauan pertahanan Inggris itu juga berjanji untuk mengurangi jumlah kepala nuklir yang dibawa kapal-kapal selam nuklir yang dimiliki negara itu, yakni dari 48 menjadi 40 unit kapal.

Kondisi ini akan mengurangi ketersediaan kepala nuklir Inggris dari 160 menjadi 120, serta memotong stok menyeluruh senjata nuklir Inggris dari 225 menjadi tidak lebih dari 180 pada pertengahan tahun 2020-an. "Kami akan mempertahankan dan memperbarui kebijakan pertahanan pamungkas, yakni kekuatan tangkal nuklir kami yang mengawal negara ini dalam 24 jam penuh sepanjang tahun," katanya di depan Majelils Rendah Parlemen Inggris.

Namun, konsekuensi dari perubahan program itu, keputusan pemerintah tentang pembuatan kapal-kapal selam baru tidak akan diambil sampai sekitar tahun 2016, katanya. Para pemimpin pertahanan Inggris memperkirakan kapal-kapal selam kelas Vanguard bisa beroperasi hingga akhir tahun 2020-an. Hal ini berarti penggantian tidak diperlukan sampai tahun 2028.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com