Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Briket Sagu Bisa Jadi Industri Rumahan

Kompas.com - 20/07/2010, 05:56 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pembuatan briket arang sagu sebagai bahan bakar alternatif bisa dikembangkan menjadi industri rumah tangga bagi masyarakat di Papua.

Hal tersebut dikatakan Dosen Teknik Mesin, Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen), Agustinus di Jayapura, Selasa (20/7/2010), mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari pengolahan limbah sagu menjadi briket arang sebagai pengganti bahan bakar minyak.

"Selama ini masyarakat belum memanfaatkan ampas sagu yang dihasilkan ketika mengolah sagu menjadi bahan pangan. Limbah sagu ini dibuang begitu saja sehingga mencemari lingkungan," ujarnya.

Pembuatan briket arang dari ampas sagu, kata Agustinus, dapat dilakukan dengan menggunakan alat dongkrak hidrolik yang harganya cukup terjangkau.

"Cara pembuatannya juga cukup mudah sehingga bisa diterapkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan dikembangkan dalam industri skala rumah tangga," katanya.

Agustinus yang juga Pembantu Dekan II, Fakultas Teknik Uncen menjelaskan, untuk mendapatkan briket arang sebagai bahan bakar, ampas sagu dikeringkan dan dibakar hingga menjadi serbuk arang ampas sagu.

Setelah itu, lanjut dia, material tersebut dicampur dengan tapioka untuk meningkatkan daya ikat agar tidak retak atau hancur pada saat proses pencetakan.

Pencetakan briket dilakukan dengan menggunakan dongkrak hidrolik hingga mencapai standar kerapatan tertentu. Setelah itu, briket arang sagu dikeringkan di bawah sinar matahari dan siap digunakan sebagai bahan bakar.

Selain dapat dibuat menjadi briket arang, ampas sagu dapat pula diolah menjadi papan semen untuk bangunan setelah terlebih dahulu dicampurkan dengan semen.

Berdasarkan data penelitian dan pengembangan pertanian, luas hutan sagu di Indonesia mencapai 1.250.000 hektar dimana Papua memiliki 96 persen potensi sagu nasional. Hutan sagu di Papua mencapai 1.200.000 hektar dengan luas lahan budidaya sagu 14.000 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com