Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pedagang Pecel Lele Dipukul karena Pembeli Lama Menunggu Pesanan...

Kompas.com - 20/03/2019, 06:52 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Nasib naas menimpa seorang penjual pecel lele bernama Achmad Zunaidi (49) di Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, pada 10 Maret 2019 pukul 02.30 WIB.

Achmad yang sedang berjualan pecel lele tiba-tiba didatangi dua orang tak dikenal.

Kedua orang tersebut memesan pecel lele. Achmad pun bergegas menggoreng lele tersebut.

Merasa menunggu lama pesanannya, kedua orang itu tiba-tiba marah hingga memukul Achmad secara membabi buta.

Baca juga: Kronologi Penjual Pecel Lele Dikeroyok Pembeli di Bekasi karena Lama Buat Pesanan

Achmad yang dikeroyok pun meminta bantuan adiknya yang sedang berjualan roti bakar.

Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing mengatakan, saat adik Achmad datang dengan maksud untuk melerai, kedua pelaku justru makin membabi buta menganiaya Achmad.

"Setelah saksi datang di lokasi untuk melerai, pelaku tetap memukuli korban dengan menggunakan balok," kata Erna saat ditemui Kompas.com di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (20/3/2019).

Setelah menganiaya korban, kedua pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motornya.

"Korban mengalami luka-luka di bagian muka dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Kramatjati oleh keluarganya," ujar Erna.

Kapolsek Pondok Gede Kompol Suwari mengatakan, kedua pelaku saat membeli pecel lele diduga dalam keadaan mabuk.

"Seingat saya pembeli ini waktu itu mabuk ya, saya dengarnya pembeli ini mabuk. Ya namanya orang mabuk kan dia beli mungkin nunggu lama terus kesal dia akhirnya merusak," ujar Suwari.

Suwari menambahkan, diduga karena pengaruh alkohol, kedua pelaku merasa terpancing emosinya karena menunggu lama pesanannya hingga merusak apa pun di sekitarnya, termasuk menganiaya korban.

Baca juga: Pengeroyok Penjual Pecel Lele di Bekasi Diduga Mabuk Saat Pesan Makanan

"Indikasinya diduga itu (mabuk), padahal mungkin dia belum lama nunggu tapi karena mabuk dia marah. Kalau normal yang enggak mungkinlah, selama-lamanya menunggu pasti kan tetap dilayani," kata Suwari.

Suwari mengatakan, hingga kini polisi masih memburu kedua pelaku penganiayaan tersebut.

Pihaknya terus mencari keberadaan pelaku berdasarkan keterangan saksi maupun korban.

"Kami cari, indikasi yang tadi ya (mabuk). Iya, masih kami cari ya dua pelaku itu," tutur Suwari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com