JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institue for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan, pengembangan energi terbarukan di era pemerintahan Jokowi belum dilakukan secara optimal.
Pengembangan energi terbarukan yang dimaksud adalah upaya untuk bertransisi dari energi fosil ke energi non fosil.
"Kita lihat 2014 lalu pada saat kampanye Pak Jokowi juga menyampaikan energi terbarukan. Tapi kalau kita lihat perkembangan energi terbarukan sampai dengan hari ini, itu tidak jauh lebih baik daripada era sebelumnya," kata Fabby dalam diskusi bertajuk 'Jelang Debat Kedua' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).
Baca juga: Isu Pengembangan Energi Terbarukan Tak Cukup Hanya di Visi Misi, tetapi Implementasinya
Menurut Fabby, di era pemerintahan Jokowi, energi terbarukan memang dikembangkan, tetapi tak ada penambahan kapasitas. Performa pengembangan juga dinilainya standar.
Fabby mengatakan, memang perlu waktu lama untuk melakukan pengembangan energi terbarukan. Sebab, hal itu akan berpengaruh kepada perubahan industri, bahkan struktur ekonomi.
"Industrinya harus berubah, struktur ekonominya yang tadinya bergantung pada sumber daya alam seperti bahan bakar fosil tadi itu juga harus berubah," ujar Fabby.
Baca juga: IESR Prediksi Pemanfaatan Energi Terbarukan Makin Suram Pada 2019
Fabby berharap, dalam debat kedua capres pada 17 Februari 2019, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto dapat menyampaikan ide yang solutif mengenai pengembangan energi terbarukan.
Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan iNews TV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.