Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama dan Kontraterorisme

Kompas.com - 15/06/2013, 02:08 WIB

Kebanyakan orang Amerika cenderung merespons ancaman terhadap negaranya dengan keras dan menggunakan kekerasan karena memang menyangkut pembelaan atas asas perekonomiannya, langgam kehidupannya, dan soal kebebasan bangsanya. Setelah tragedi 11 September, reaksi semacam ini sesungguhnya tulus dan hampir seluruh warganya sepakat. Namun, sikap AS ini lebih dianggap sebagai ekspresi nasionalisme yang radikal (Lieven, 2004).

Sayangnya, hal ini memang terjadi berbarengan dengan tumbuhnya rasa keresahan akibat hilangnya kendali atas peri kehidupan bangsanya dalam proses globalisasi. Akibat rasa nasionalisme macam inilah AS cenderung terlihat defensif. Padahal, prinsip-prinsip kehidupan bangsa Amerika benar-benar menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain di dunia dan keyakinan kita bahwa AS memang contoh proses modernisasi yang berhasil.

Sekalipun serangan teroris akan terus berlangsung, peperangan dengan menggunakan pesawat tanpa awak akan terus menjadi alat yang diandalkan militer AS. Presiden Obama menyatakan dengan tegas bahwa peperangan panjang melawan terorisme telah berakhir dan dunia kini akan menikmati kedamaian.

Dari pidato Obama kita bisa merasa tetap optimistis bahwa sebagian terbesar rakyat AS tetap berkomitmen pada demokrasi, pluralisme, dan kepatuhan pada peraturan. Kita saksikan sendiri betapa nilai serta institusi Amerika mempunyai kekuatan luar biasa dan berkelanjutan.

Keyakinan kita makin diperkuat oleh peristiwa di atas. Bahwa AS itu menarik, mungkin mendekati apa yang disebutkan Lieven sebagai ”kekaisaran peradaban” (Lieven, 2004), di mana nilai-nilai luhurnya akan bertahan dan terus menginspirasi dunia akan citra Amerika Serikat sebagai sebuah demokrasi pluralis yang secara ekonomi berhasil, terbuka bagi segala ras di dunia, mengakui asas kesetaraan di muka hukum, dan pada dasarnya damai dan berkuasa.

Warga yang berada di dunia Muslim pun bisa memetik pelajaran dari pengalaman ini. Teristimewa rasa kepatuhan akan asas kesetaraan di muka hukum, yang pada gilirannya dapat menyuburkan hasrat untuk melakukan dialog antar-peradaban.

Suzie S Sudarman Ketua Pusat Kajian Wilayah Amerika, Universitas Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com