Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ungkap Kejahatan Siber

Kompas.com - 30/05/2013, 02:51 WIB

NEW YORK, Selasa - Jaksa Amerika Serikat menuduh operator transaksi keuangan digital Liberty Reserve membantu banyak perusahaan melakukan pencucian uang. Perusahaan ini diduga melakukan berbagai kejahatan dunia maya mulai dari pornografi anak hingga peretasan bank.

Perusahaan yang bermarkas di Kosta Rika ini dituduh membantu pencucian uang senilai 6 miliar dollar AS.

Dokumen pengadilan yang diperoleh menyatakan Liberty Reserve digunakan oleh sekitar satu juta orang dari seluruh dunia. Sebanyak 200.000 di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS). Diperkirakan, bisnis Liberty Reserve terkait dengan aktivitas kriminal.

Jaksa AS Preet Bharara, di New York, Selasa (28/5), menyatakan, kemungkinan kasus ini merupakan kasus pencucian uang internasional terbesar yang pernah diungkapkan oleh AS.

Liberty Reserve muncul sebagai salah satu cara yang digunakan oleh para penjahat siber di seluruh dunia untuk menyalurkan, menyimpan, dan mencuci uang yang dihasilkan dari aktivitas ilegal.

Pejabat terkait menyatakan, otoritas di Spanyol, Kosta Rika, dan New York telah menangkap lima orang pada akhir pekan lalu. Orang yang ditangkap termasuk pendiri perusahaan tersebut, Arthur Budovsky. Selain itu, disita pula rekening bank dan domain internet yang terkait dengan Liberty Reserve.

Kejaksaan Federal Swiss menyatakan, AS meminta bantuan hukum pada 16 Mei lalu. Swiss menyatakan mereka telah memenuhi permintaan tersebut pada 21 Mei dengan menyita server yang digunakan Liberty Reserve.

Dokumen pengadilan juga menyatakan sistem pembayaran memungkinkan pengguna situs itu membuka akun memakai nama palsu, seperti ”Peretas Rusia” dan ”Peretas Rekening”.

Penggunaan mata uang digital telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Fasilitas seperti ini menarik penggunanya mulai dari pemain video game yang ingin membeli atau menjual barang-barang virtual hingga mereka yang tidak percaya dengan sistem perbankan tradisional. Ada juga orang yang beranggapan bahwa sistem ini merupakan uang di masa mendatang.

Pihak ketiga

Transaksi yang dilakukan melalui Liberty Reserve sekitar 12 juta per tahun. Sekelompok peretas global yang berhasil mengeruk uang sebesar 45 juta dollar AS dari dua bank Timur Tengah dengan kartu debit prabayar juga menggunakan Liberty Reserve untuk mendistribusikan uang haram mereka.

Liberty Reserve memiliki unit mata uang yang disebut LR. Jika ingin menggunakan Liberty Reserve, cukup membuka rekening dengan hanya memberikan nama, alamat, dan tanggal lahir. Perusahaan itu tidak akan melakukan verifikasi atas kebenaran data tersebut. Banyak pengguna yang memakai nama palsu.

Setelah memiliki akun, dengan menggunakan uang tunai, pemilik akun Liberty Reserve dapat membeli LR dari pihak ketiga yang menjualnya. Penjual LR merupakan perusahaan lain yang membebankan biaya kepada pemilik akun yang berniat mengonversi LR dan uang tunai.

Pemilik Liberty Reserve juga dapat mengirim LR satu sama lain untuk ditukarkan dengan dana tunai di banyak tempat di seluruh dunia.

Perusahaan pihak ketiga yang menjadi perantara pertukaran uang digital dengan uang tunai menyediakan jasanya seperti sistem pembayaran konvensional lain.

Menurut informasi dari arsip situs Liberty Reserve, mereka memiliki hubungan dengan 35 perusahaan perantara penukaran uang, seperti PayPal; Western Union; MoneyGram; serta kartu kredit, termasuk Visa, Mastercard, American Express, dan Citibank Global Money Transfer.

PayPal menyatakan sudah lima tahun terakhir tak memproses pembayaran untuk Liberty. Sementara juru bicara dari Western Union, MoneyGram, Visa, Mastercard, dan Citigroup belum merespons kasus ini.(AFP/Reuters/joe)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com