Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Guncang Stockholm

Kompas.com - 26/05/2013, 02:41 WIB

Gulvan Avci, anggota parlemen yang mewakili wilayah Bredang, Stockholm, mengatakan, kerusuhan terjadi karena adanya percampuran kriminalitas ditambah dengan kekecewaan sosial kaum muda imigran.

”Hal ini banyak terjadi di wilayah dengan tingkat pengangguran dan tingkat kegagalan sekolah yang tinggi,” ujar Avci yang keturunan imigran Kurdi.

 

Kerusuhan besar di Stockholm memicu kembali debat tentang imigran. Namun, banyak kalangan berpendapat pemicu utamanya adalah kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin besar.

Data Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi menunjukkan, kesenjangan di Swedia terhitung paling besar di antara negara-negara maju dalam 25 tahun terakhir. Sebanyak 15 persen dari 9,4 juta penduduk Swedia adalah kaum imigran dan keturunannya. Di antara mereka, tingkat pengangguran mencapai 16 persen, jauh di atas tingkat pengangguran penduduk asli yang hanya 6 persen.

Kaum imigran umumnya menghuni wilayah-wilayah yang relatif kurang makmur dibandingkan dengan kota besar, seperti Stockholm, Gothenburg, dan Malmo. Salah satu kantong imigran, Husby, tempat kerusuhan besar terpicu, adalah salah satu wilayah yang kurang makmur.

Bukan yang pertama

Kerusuhan akibat problem imigrasi di Swedia bukan kali pertama ini terjadi. Pada pertengahan Desember 2008, kerusuhan terjadi di kota Gothenburg dan Malmo.

Sekitar 100 pemuda mengamuk dengan membakar mobil, tempat sampah, dan melempari polisi dengan batu di kedua kota tersebut. Kerusuhan dipicu kemarahan pemuda setelah sebuah pusat kebudayaan Islam di kota Malmo ditutup pada 24 November 2008. Gedung itu juga dimanfaatkan sebagai masjid selama 15 tahun.

Pemilik gedung yang disewa oleh Asosiasi Kebudayaan Islam itu menghendaki gedung tersebut tidak lagi dipakai sebagai tempat kegiatan mereka sehingga perpanjangan sewa tidak dikabulkan.

Kerusuhan timbul setelah sekelompok anak muda menduduki gedung dan tidak mau menerima keputusan tersebut lantaran merasa ada diskriminasi terhadap imigran. Polisi menangkap 17 pemuda dalam kerusuhan tersebut. (BBC/AP/AFP/REK/JOY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com