Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Berdarah di Irak

Kompas.com - 22/05/2013, 02:23 WIB

Kairo, Kompas - Pertarungan elite politik di Irak saat ini semakin sengit seiring dengan gelombang aksi kekerasan paling berdarah di negeri itu beberapa hari terakhir ini. Selasa (21/5), dua bom mobil meledak di distrik Tuz Khurmatu, Provinsi Salahudin, dan dua ranjau meledak di Kota Kirkuk.

Gelombang ledakan mematikan itu terjadi beberapa saat sebelum ketua parlemen Irak, Osama al-Nujaifi, menggelar jumpa pers di Baghdad. Wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau dari Kairo, Mesir, melaporkan, sedikitnya 4 orang tewas dan 20 orang lainnya terluka dalam rangkaian ledakan itu.

Kementerian Dalam Negeri Irak juga mengungkapkan bahwa sekelompok orang bersenjata menyerang patroli militer Irak di jalan raya sekitar 45 kilometer arah utara Baghdad. Serangan tersebut menewaskan 3 tentara dan 7 orang lainnya menderita luka-luka.

Aksi kekerasan di seantero Irak selama dua hari terakhir ini telah membawa korban hampir 100 orang tewas dan 250 orang lainnya luka-luka. Pada Senin lalu, gelombang serangan bom mobil menghantam kota Baghdad, Basra, Tikrit, dan Provinsi Al-Anbar yang membawa korban 79 orang tewas.

Ketua parlemen Osama al-Nujaifi dalam konferensi pers itu menuduh PM Irak Nouri al-Maliki telah melawan konstitusi karena tidak menghormati institusi parlemen. Nujaifi juga menuding PM Maliki mempermainkan darah rakyat Irak karena gagal mengungkap pelaku dan penyebab terjadinya aksi kekerasan itu.

Nujaifi melayangkan tuduhan tersebut, menyusul aksi PM Maliki yang berusaha menggagalkan upaya Nujaifi menggelar sidang darurat parlemen Selasa kemarin untuk membahas eskalasi kekerasan di Irak saat ini.

PM Maliki dalam konferensi pers hari Senin lalu menyatakan menolak hadir dalam sidang parlemen itu, bahkan mengimbau para anggota parlemen tidak hadir ke forum sidang tersebut.

Kubu PM Maliki balik menuduh, sidang parlemen itu bukan untuk membahas isu aksi kekerasan, melainkan akan beralih menjadi forum mengajukan mosi tak percaya terhadap pemerintahan PM Maliki dalam upaya menjatuhkan pemerintah tersebut. Kubu Maliki juga menuduh forum parlemen hanya akan dijadikan ajang mempertajam isu pertentangan sektarian.

PM Maliki lalu berusaha menenangkan rakyat Irak dan lawan-lawan politiknya. Maliki menyampaikan akan mengubah strategi keamanan dengan mengganti pimpinan keamanan di tingkat atas dan menengah.

Secara terpisah, Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengecam gelombang serangan bom yang terus terjadi di Irak. Kecaman disampaikan juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.

AS lebih lanjut, tambah Carney, juga meminta para pemimpin di Irak bisa bersama-sama menahan diri dan terus mengupayakan proses penyelesaian masalah, baik akibat ketegangan politik maupun masalah sektarian.

Irak selama ini menjadi salah satu tempat suci bagi umat Syiah yang kerap datang berziarah setiap tahun. Kebanyakan dari para peziarah itu tinggal di wilayah- wilayah tetangga Irak. (AFP/BBC/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com