Demonstrasi itu berakhir setelah dua jam dan para demonstran bubar tanpa insiden.
Juru bicara WJC, Michael Thaidigsmann, mengatakan, ”Kami merasa khawatir karena orang-orang ini mengungkapkan ideologi anti-Semit dan anti-Israel mereka dengan cara yang begitu terbuka.”
Beberapa orang Yahudi asing telah membuat atau merencanakan investasi di Hongaria pascakomunis, termasuk pengusaha AS, Ronald Lauder, yang Ketua WJC. Namun, itu jauh lebih kecil dibandingkan transaksi bisnis oleh pihak-pihak lainnya.
Tuduhan itu, berdasarkan komentar yang dibuat Peres tahun 2007 mengenai bisnis orang Israel di luar negeri, telah diwacanakan Jobbik sebagai ancaman. Menurut partai itu, Hongaria menghadapi ancaman dari orang Roma (Gipsi), Yahudi, Uni Eropa, dan Dana Moneter Internasional (IMF).
”Teori konspirasi sejenis ini telah panjang sejarahnya di Hongaria,” kata Peter Kreko, direktur perusahaan konsultasi dan riset Political Capital. Menurut dia, para pemimpin fasis Hongaria masa perang menggunakan tuduhan-tuduhan xenofobia semacam itu untuk mendapatkan dukungan.
Keamanan ketat terlihat di hotel tempat WJC akan digelar dan di sekitar sinagoga utama di Budapest. Ada 80.000-100.000 orang Yahudi di antara 10 juta orang Hongaria.