Lebih lanjut diketahui bahwa hingga saat ini sedikitnya 176 warga negara Korsel masih tertahan di kawasan industri bersama Kaesong.
Menurut data Kementerian Unifikasi, sebanyak 786 warga negara Korsel tercatat bekerja di sana per Desember tahun lalu.
”Mereka yang masih tertahan itu mulai mengalami kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Tak sekadar itu, banyak perusahaan Korsel yang juga merugi besar-besaran akibat penutupan kemarin,” ujar Kim.
Rabu kemarin, Pemerintah Korsel mengumumkan kebijakan baru untuk membantu perusahaan-perusahaan yang terkena dampak akibat penutupan Kaesong.
Perusahaan-perusahaan itu, menurut rencana, akan diberi sejumlah insentif, seperti keringanan pajak atau pinjaman khusus.
Sementara bagi para pekerja Korsel yang kehilangan pekerjaannya, pemerintah akan memberi mereka pelatihan kerja.
Sejumlah pekerja Korsel dilaporkan masih terlihat muncul di pintu masuk perbatasan kedua negara. Mereka masih berharap Korut mengubah kebijakan sebelumnya.