Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Susulan dan Longsor Mengancam

Kompas.com - 21/04/2013, 06:18 WIB

Kota Ya’an terletak di kawasan pegunungan yang membuat medan di lokasi bencana sulit dan ancaman bencana susulan mengintai. Badan Kegempaan China mencatat, sedikitnya 627 gempa susulan terjadi setelah gempa utama, dengan dua di antaranya bermagnitudo di atas 5,0.

Selain itu, Asosiasi Meteorologi China memperingatkan, tanah longsor bisa terjadi di wilayah itu pada hari Sabtu sampai Minggu ini. Pada Sabtu petang, hujan deras mengguyur kawasan tersebut dan diperkirakan akan terus terjadi hingga beberapa hari mendatang.

Salah satu bukti sulit dan berbahayanya medan di sekitar lokasi bencana adalah kecelakaan yang menimpa salah satu mobil tim penolong. Mobil yang mengangkut 17 prajurit itu tergelincir masuk jurang dalam perjalanan ke lokasi bencana dan menewaskan dua tentara.

Untuk mencegah kekacauan komunikasi dan lalu lintas di jalan menuju lokasi bencana, otoritas setempat hanya mengizinkan mobil-mobil tim penyelamat masuk ke wilayah Ya’an.

Kantor berita Xinhua menyebutkan, sedikitnya 6.000 tentara dikirim ke wilayah tersebut untuk membantu operasi penyelamatan. Mereka dilengkapi peralatan berat, seperti ekskavator, helikopter, dan pesawat nirawak, untuk memantau lokasi-lokasi terpencil.

Perdana Menteri China Li Keqiang tiba di Sichuan, Sabtu sore, dan memimpin langsung operasi penyelamatan dari kota praja Longmen di wilayah Lushan. Li dan Presiden China Xi Jinping memerintahkan agar operasi difokuskan pada pencarian dan penyelamatan korban yang masih terjebak.

Guncangan gempa tersebut terasa hingga Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, yang terletak 140 kilometer sebelah timur laut Ya’an. Bahkan, sebagian penduduk Chongqing, yang terletak ratusan kilometer dari Ya’an, juga merasakan getaran.

Wilayah Sichuan terletak di atas sesar Longmenshan yang rawan gempa di kaki Dataran Tinggi Tibet. Pada 12 Mei 2008, gempa bermagnitudo 7,9 mengguncang provinsi tersebut dan menyebabkan sekitar 90.000 orang tewas.

(Reuters/AFP/AP/BBC/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com