Virus ini terdeteksi menginfeksi tubuh manusia sejak bulan lalu dan menyebar karena kontak manusia dengan unggas yang terinfeksi. ”Sejauh yang kami tahu, semua kasus terinfeksi secara individual, sporadis, dan tidak terkait satu sama lain,” ujar O’Leary.
Dugaan kuat bahwa virus ini menyebar dari unggas ke manusia membuat Pemerintah China membasmi unggas di sejumlah peternakan di beberapa kota.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan, virus H7N9 memperlihatkan ”dampak serius” pada manusia, padahal hanya memberi ”dampak ringan, nyaris tak terdeteksi” pada unggas yang terjangkit. Hal ini menyulitkan otoritas kesehatan untuk mencari sumber penyebaran virus tersebut.
WHO dan Pemerintah Amerika Serikat memuji Pemerintah China atas transparansi serta cepatnya penyebaran informasi dan identifikasi virus ini. Pujian itu dimuat dalam artikel yang diterbitkan New England Journal of Medicine.
Hal ini berbeda dengan kecaman dunia pada China tahun 2003 karena dianggap menutup-nutupi wabah penyakit sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang menyebabkan 800 orang tewas di seluruh dunia.(AP/AFP/REUTERS/was)