Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela Memilih Pengganti Chavez

Kompas.com - 15/04/2013, 02:38 WIB

Caracas, Minggu - Rakyat Venezuela, Minggu (14/4), memberikan pilihan mereka untuk menentukan pengganti Hugo Chavez dalam sebuah duel antara pewaris revolusi sosialis almarhum presiden itu dan kandidat oposisi yang bertekad membuat perubahan di negara yang terpecah tersebut.

Lebih dari sebulan setelah Chavez meninggal, warisannya dipertaruhkan dalam pemilu yang mengadu Nicolas Maduro, pejabat presiden yang menyebut dirinya ”putra” almarhum pemimpin itu, dan pemimpin oposisi Henrique Capriles.

Maduro (50) menyematkan harapannya pada kesetiaan kepada Chavez di antara jutaan orang miskin yang menerima manfaat program sosial selama ini. Memanfaatkan gelombang simpati atas kematian mentornya tersebut, Maduro memimpin di sejumlah jajak pendapat. Dia menjanjikan untuk melanjutkan kebijakan yang didanai minyak yang mengurangi kemiskinan dari 50 persen menjadi 29 persen melalui program kesehatan, pendidikan, dan pangan yang populer.

Namun, Capriles (40) berharap bahwa ketidakpuasan atas tingkat pembunuhan dan kriminalitas yang sangat tinggi, kekurangan pangan yang kronis, dan inflasi tinggi akan memberinya kejutan kemenangan setelah 14 tahun di bawah Chavez.

Maduro mendapat dukungan mesin pemilu Chavez yang terorganisasi baik. Para pendukungnya membangunkan pemilih sebelum fajar dengan membunyikan terompet militer. Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 06.00 (pukul 17.30 WIB) dan ditutup pukul 18.00 (Senin pukul 05.30 WIB).

Sumber daya

Oposisi menuduh pemerintah menyalahgunakan kekuasaan dengan secara tidak adil menggunakan sumber daya negara untuk pencalonan Maduro. Maduro juga dituduh membanjiri televisi dan radio jauh setelah kampanye resmi berakhir, Kamis lalu.

Hari Sabtu, Maduro memimpin upacara yang disiarkan televisi untuk merayakan 11 tahun kembalinya Chavez setelah kudeta dua hari tahun 2002 dan pembentukan sebuah ”milisi Bolivar” yang terdiri atas penduduk sipil.

Chavez menunjuk Maduro— mantan pengemudi bus dan aktivis serikat buruh yang kemudian menjadi menteri luar negeri dan wakil presiden—sebagai ahli waris politiknya Desember lalu, sebelum menjalani putaran akhir pembedahan kanker. Chavez meninggal pada 5 Maret pada usia 58 tahun.

”Comandante Chavez memberi saya sebuah pekerjaan yang sulit dan saya menerimanya seperti seorang putra. Saya merasa damai,” kata Maduro, dalam upacara Sabtu malam di museum militer tempat peristirahatan terakhir Chavez.

Capriles menuduh pemerintah ”menyalahgunakan kekuasaan, menyalahgunakan sumber daya negara” dengan mengadakan acara sampai malam pemilu.

Capriles kalah dari Chavez dengan 11 poin dalam pemilu 7 Oktober. ”Saya bukanlah oposisi, saya adalah solusi,” kata Gubernur Negara Bagian Miranda itu.

Jajak-jajak pendapat memberi keunggulan pada Maduro antara 10 dan 20 poin walau pol terakhir oleh Datanalisis pekan lalu memperlihatkan keunggulan itu mengecil menjadi 9,7 poin.

Para pendukung oposisi mengatakan, Maduro akan melanjutkan kebijakan yang menurut mereka membawa petaka bagi perekonomian negara. Walau punya cadangan minyak terbesar di dunia, mereka harus mengimpor sebagian besar bahan pangan. Banyak pabrik Venezuela beroperasi dengan separuh kapasitas karena kontrol mata uang yang ketat membuat mereka sulit membayar barang dan bahan impor, serta terancam bangkrut.(AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com