”Mereka mencoba menakut-nakuti pasar investasi, menciptakan tekanan, dan membuat orang bingung. Namun, semua itu gagal,” ujar Daniel Pinkston, pakar Korea Utara (Korut) dari International Crisis Group.
Retorika terbaru Korut itu dilontarkan Komite Perdamaian Asia Pasifik, sebuah organisasi di Korut yang mengurusi berbagai masalah regional. ”Situasi di Semenanjung Korea semakin mendekati perang termonuklir sehubungan dengan aksi-aksi permusuhan Amerika Serikat dan boneka-bonekanya di Korea Selatan yang berniat berperang dengan Korea Utara,” ucap lembaga itu, seperti dikutip kantor berita KCNA, Selasa (9/4).
Lembaga itu menambahkan, mereka tak ingin ada warga asing di Korea Selatan (Korsel) yang akan jadi korban perang tersebut. Oleh sebab itu, mereka meminta semua turis, perusahaan, dan institusi asing segera mencari perlindungan atau mengungsi.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon langsung berkomentar bahwa ancaman Korut itu ”sangat berbahaya”. ”Tingkat ketegangan saat ini sangat berbahaya. Satu insiden kecil yang disebabkan miskalkulasi atau pertimbangan yang salah bisa menciptakan situasi yang tak terkendali,” ujar Ban Ki-moon saat berkunjung ke Roma, Italia, Selasa.
Pagi harinya, Korut juga mewujudkan ancamannya untuk menarik 53.000 pekerjanya dari kompleks industri Kaesong yang dioperasikan bersama dengan Korsel. Hari Selasa, kawasan industri itu terlihat sepi dan hanya ada ratusan manajer asal Korsel yang sebagian bersiap-siap pulang ke selatan.
Meski demikian, beberapa pihak kembali meragukan ancaman Korut itu akan jadi kenyataan. Kedutaan Besar Rusia, Inggris, dan beberapa negara Barat lainnya di Seoul menyatakan tak ada persiapan evakuasi guna merespons ancaman Korut itu.
”Berdasarkan penilaian kami saat ini, tak ada bahaya yang dihadapi warga Inggris di Korsel dalam waktu dekat,” ujar juru bicara Kedubes Inggris di Seoul
Menurut seorang pejabat Uni Eropa, hanya ada ”risiko terbatas” terjadinya perang di Korea. ”Kami belum melihat ada persiapan serangan yang mencolok di Korut, dan situasi di Pyongyang sendiri masih tenang,” ujar pejabat yang tak disebut namanya itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.