Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maret Paling Mematikan

Kompas.com - 03/04/2013, 03:17 WIB

BEIRUT, Selasa - Maret 2013 merupakan bulan paling mematikan selama dua tahun konflik Suriah karena lebih dari 6.000 orang tewas dalam sebulan itu. Sementara total korban tewas selama dua tahun membengkak menjadi 120.000 orang dari angka yang dilaporkan Februari lalu, yakni 70.000 orang.

Pertambahan korban tewas itu dirilis organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), Senin (1/4). Konflik Suriah, yang diawali dengan aksi massa secara damai pada 15 Maret 2011 untuk menuntut Presiden Bashar al-Assad lengser, kini berubah menjadi perang saudara.

Korban tewas pada bulan Maret itu termasuk 1.486 orang dari kelompok oposisi dan tentara desertir serta 1.464 orang dari pasukan rezim Suriah. Korban paling banyak adalah warga sipil, yakni 2.080 orang dalam sebulan, termasuk 298 anak dan 291 wanita. Jumlah total kematian Maret melampaui laporan sebelumnya yang menyebut Agustus 2012 sebagai bulan paling mematikan. Saat itu, akibat serangan udara, bentrokan, dan penembakan, lebih dari 5.400 orang tewas.

Pejuang asing

Di samping itu, ada 387 warga sipil dan 588 pejuang oposisi yang tak teridentifikasi. Umumnya mereka adalah kelompok jihad asing. Total kematian selama Maret adalah 6.005 orang.

Direktur SOHR Rami Abdul Rahman menjelaskan, meningkatnya korban jiwa terjadi karena pengeboman oleh rezim ataupun oposisi, penyerangan dengan pesawat tempur oleh rezim Assad, dan kekerasan mematikan lainnya. Angka kematian bisa saja lebih tinggi lagi karena baik rezim Suriah maupun oposisi yang sedang memerangi pemerintahan Assad sering tak melaporkan dengan lengkap jumlah kematian.

”Kedua pihak suka menyembunyikan informasi,” kata Rahman via telepon dari London, Inggris, basis SOHR. Organisasi kemanusiaan ini memiliki aktivis lapangan di seluruh Suriah. ”Sulit mendapatkan informasi yang benar dari oposisi karena tidak mau informasi itu melemahkan perjuangan mereka,” katanya.

Selain kematian yang tidak dilaporkan kedua belah pihak, Rahman juga menyebutkan puluhan ribu orang hilang. Ada pula warga yang hilang karena ditawan, baik oleh penyelenggara negara maupun oleh oposisi. Nasib orang-orang ini sulit dipastikan.

Juga ada lebih dari 12.000 orang bersenjata pro-pemerintah yang dikenal dengan sebutan ”shabiha”, dan bersama dengan informan pemerintah, mungkin dibunuh oposisi. Kematian mereka ini tak pernah dilaporkan atau sengaja disembunyikan.

Angka korban tewas yang dilaporkan SOHR tidak sebanyak yang diberikan PBB. Pada 18 Februari, PBB dalam laporan setebal 131 halaman mengatakan sekitar 70.000 orang tewas selama konflik.

Bisa bertambah

Rahman menyalahkan komunitas internasional karena tidak bertindak lebih banyak dalam upaya menghentikan kekerasan berdarah di Suriah. Dunia diminta segera mengakhiri konflik. ”Jika tidak ada solusi, kami pikir korban tewas dari perang saudara bisa terus bertambah. Bahkan, mungkin akan semakin buruk pada bulan-bulan mendatang.”

Meningkatnya jumlah korban tewas merefleksikan eskalasi kekerasan yang semakin meningkat. Pusat konflik terjadi di Damaskus, Aleppo, dan Homs, tiga kota besar Suriah. Tiga kota itu menjadi pertaruhan bagi oposisi dan rezim Damaskus.(AP/AFP/BBC/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com