”Sekitar pukul 03.00 sebenarnya ada pengumuman dari pengeras suara di masjid kalau ada luapan air besar dari atas bukit,” tutur Memen (50), warga yang selamat karena rumahnya cukup jauh dari perbukitan.
Selanjutnya, sekitar pukul 05.30, Memen mendengar suara gemuruh dari atas bukit. Bunyi gemuruh tersebut ternyata longsoran, yang menyapu sekitar 20 rumah warga di bawahnya.
Hingga petang, petugas dari BPBD, polisi, dan anggota masyarakat lainnya masih terus mencari para korban yang masih tertimbun.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bencana longsor yang menjadi ancaman mematikan di Indonesia ternyata tak diimbangi dengan kesiapsiagaan yang optimal.
Dari data BNPB, selama tiga bulan terakhir terjadi 53 kejadian longsor, yang menewaskan 83 orang. Jumlah ini merupakan jumlah korban bencana tertinggi, yang disusul banjir dengan jumlah korban tewas sebanyak 80 orang.
Longsor juga terjadi di Kecamatan Tenjolaya dan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, akibat hujan deras. Di Tenjolaya longsor terjadi di Desa Situ Daun, yang menyebabkan 18 rumah hancur, 10 rumah terancam, 6 rumah rusak ringan, 1 unit mushala, 2 sepeda tertimbun, dan 31 kepala keluarga (93 jiwa) mengungsi. Di Dramaga, longsor terjadi di Kampung Cihideung Keramat, Desa Purwasari. (RON/AIK)