Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liku-liku Sejarah Klaim Sabah

Kompas.com - 06/03/2013, 02:44 WIB

Fakta sejarah lain yang dinilai menjadi penyebab hilangnya kekuasaan dan kedaulatan Kesultanan Sulu atas wilayah Sabah terjadi ketika pemimpinnya menandatangani kesepakatan dengan Pemerintah Filipina.

Pada 12 September 1962, Sultan Sulu ketika itu, Sultan Mohammad Esmail Kiram, bertemu dengan Wakil Presiden sekaligus Menteri Luar Negeri Filipina, Emmanuel Pelaez. Sultan sepakat menyerahkan kekuasaan dan kedaulatan atas Sabah kepada Pemerintah Filipina.

Kesepakatan serupa juga ditandatangani tahun 1969. Dengan penyerahan itu, Kesultanan Sulu menginginkan Pemerintah Filipina yang kemudian secara resmi memperjuangkan kembalinya Sabah dari Malaysia.

Akan tetapi, Pemerintah Filipina kemudian dinilai gagal memperjuangkan keinginan Kesultanan Sulu itu.

Akibatnya, keinginan mewujudkan daerah otonomi bagi etnis mayoritas di Sulu, Tausug, masih menjadi sebuah mimpi panjang.

Sejak Federasi Malaysia terbentuk pada 1963, Sabah telah menjadi salah satu negara bagiannya.

Wilayah Sabah diketahui memang kerap menjadi titik panas hubungan diplomatik di antara dua negara bertetangga, Malaysia dan Filipina, sejak penyerahan kedaulatan oleh Kesultanan Sulu tadi.

Upaya ”mengambil alih” Sabah pernah diupayakan oleh Pemerintah Filipina pada masa kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos.

Secara diam-diam, Marcos mempersenjatai dan melatih pengikut Kesultanan Sulu untuk kemudian akan disusupkan ke Sabah.

Seperti diberitakan BBC, rencana itu belakangan bocor dan milisi bersenjata tersebut justru dibunuh sendiri oleh tentara Filipina untuk menghapus jejak keterlibatan pemerintahan Marcos.

Peristiwa itu juga memicu kemarahan warga Filipina selatan untuk memberontak terhadap pemerintah. (DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com