Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Kuasai Pangkalan Militer

Kompas.com - 15/02/2013, 03:14 WIB

Damaskus, Kamis - Hingga Kamis (14/2), pasukan oposisi di Suriah utara telah hampir sepenuhnya mengambil alih sebuah pangkalan militer paling strategis di wilayah itu. Hal itu adalah pencapaian ketiga terbesar dalam beberapa hari terakhir ketika mereka bertempur melawan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Di pihak lain, banyak remaja pria Suriah direkrut oposisi. Mereka bergabung dengan kakak atau saudara lebih tua serta ayah mereka untuk bertempur di garis depan melawan militer Assad. Remaja pria telah menjadi ”mesin pembunuh” bagi oposisi meskipun hukum internasional melarang tentara anak.

”Ketika mereka tiba di sini, mereka adalah anak-anak. Pada saat mereka pergi, mereka adalah mesin-mesin pembunuh,” kata Abdel Razzaq (38), bekas sersan tentara yang melatih para remaja itu. ”Saya melatih mereka agar tidak takut perang dan tidak ragu-ragu pula ketika tiba waktunya untuk membunuh,” katanya tentang 20 remaja berusia 14-18 tahun binaannya.

Pangkalan militer

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) menjelaskan, dalam pertempuran sehari sebelumnya, 145 orang tewas. Sebanyak 66 orang di antaranya adalah warga sipil.

SOHR juga menyebutkan, Pangkalan Militer 80 sudah hampir sepenuhnya berada dalam kendali oposisi. Kontrol atas pangkalan militer terjadi sehari setelah oposisi melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan baik di dua bandara, dan mereka berhasil menguasai semua fasilitas strategis di dalamnya.

Sebelumnya, oposisi juga mengendalikan satu pangkalan militer terbesar Al-Jarrah, juga di Aleppo. SOHR melaporkan, puluhan orang tewas di kedua sisi yang bertikai itu. Pada Rabu, oposisi juga mengambil alih dam terbesar di tepi Sungai Eufrat, yakni Dam Al-Thawra atau ”revolusi” di Provinsi Raqa.

Para aktivis mengatakan, oposisi di Aleppo telah mengalihkan fokus serangan mereka dari ibu kota provinsi itu ke sejumlah pangkalan militer. Sebab, di target baru itu terdapat banyak amunisi dan persenjataan, selain untuk mencegah penggunaan pesawat tempur pemerintah untuk menyerang pasukan oposisi.

Di kota Aleppo, pasokan listrik dan air bersih putus dalam empat hari ini. Direktur SOHR Abdel Rahman mengatakan, kondisi itu dapat membahayakan warga kota komersial terbesar di Suriah itu, terutama lagi bisa muncul penyakit menular akibat kekurangan air.

Sementara itu, pesawat tempur pemerintah tetap melakukan serangan udara di beberapa wilayah Provinsi Aleppo, saat tank di darat menyerang Distrik Jobar di Damaskus timur. Oposisi telah mengamankan daerah-daerah kantong di timur dan selatan Damaskus. Tentara terus berjuang mendorong mereka keluar dari daerah itu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyerukan kepada Assad agar segera mundur. ”Kita perlu menjawab pertanyaan terhadap kalkulasi terbaru Assad. Saya percaya ada hal-hal tambahan yang bisa dikerjakan untuk mengubah persepsi terbaru Assad itu,” kata Kerry setelah bertemu Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh di Washington DC.

Kerry juga mengatakan, Jordania dan AS dapat mengambil langkah baru untuk mendesak Rusia, sekutu utama Suriah, memberi tekanan lebih kuat kepada Assad. Kerry mengatakan, Raja Jordania Abdullah II dijadwalkan mengunjungi Moskwa untuk menindaklanjuti desakan itu. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com