Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Picu Kemarahan Dunia

Kompas.com - 13/02/2013, 03:03 WIB

BEIJING, SELASA - Seperti bisa diduga, dunia bereaksi keras terhadap kenekatan Korea Utara menggelar uji coba nuklir ketiga. Bahkan Pemerintah China, sekutu terdekat negara itu, Selasa (12/2), memanggil Duta Besar Korut di Beijing Ji Jae Ryong, minta penjelasan.

Pemanggilan dilakukan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi. Hal itu menunjukkan kemarahan dan rasa frustrasi China, yang selama ini telah memperingatkan Korut agar membatalkan uji coba nuklirnya.

”Yang Jiechi menuntut Republik Rakyat Demokratik Korea (Korut) menghentikan pernyataan yang dapat mengeskalasi situasi sekaligus memintanya kembali ke jalur dialog dan negosiasi,” ujar Kementerian Luar Negeri China dalam situs resminya.

Meski demikian, pernyataan Kemlu China tersebut tak menyebut rinci ancaman sanksi yang akan diberikan terhadap Korut. Hanya disebutkan, Pemerintah China menginginkan Semenanjung Korea yang damai, stabil, dan bebas senjata nuklir.

Kemlu China selama ini diketahui hampir tak pernah memanggil perwakilan asing di negaranya kecuali dalam persoalan sangat penting, seperti penjualan senjata AS ke Taiwan atau sengketa wilayah di Laut China Timur dengan Jepang.

Reaksi keras AS

Sejumlah pemimpin dunia menyerukan kecaman mereka atas uji nuklir Korut kali ini. Dari Washington, Presiden AS Barack Obama menilai apa yang dilakukan Korut sebagai ”tindakan sangat provokatif”, yang dapat mengancam keamanan AS dan perdamaian dunia.

”Amerika Serikat akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi diri kami dan para sekutu kami,” ujar Obama.

Obama menambahkan, Korut tak akan pernah bisa menjadi negeri yang kuat dan makmur dengan cara seperti itu. Tindakan Korut justru membuat rakyatnya makin menderita.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri DPR AS Ed Royce dari Partai Republik mendesak pemerintahan Obama mengubah kebijakannya yang dinilai gagal terkait dengan Korut.

Obama, menurut Ed, harus menjatuhkan ”sanksi keras” terhadap rezim pemimpin Korut, Kim Jong Un.

Jika tidak, ancaman mengerikan yang dilancarkan Korut terhadap AS akan terus berkembang.

Pernyataan lebih kurang sama juga disuarakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang menyebut tindakan Korut tak bertanggung jawab.

Kecaman dunia

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa langsung mengagendakan pertemuan darurat untuk membahas reaksi bersama atas uji coba tersebut.

Seperti diwartakan, Korut sebelumnya baru saja dijatuhi sanksi tambahan menyusul uji coba roket jarak jauhnya pada Desember lalu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut uji nuklir Korut itu sebagai pelanggaran mengerikan yang dilakukan secara terang-terangan atas resolusi DK PBB sebelumnya.

Kegusaran serupa juga disuarakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang meminta Korut melupakan program pembangunan senjata nuklirnya dan kembali memulai pembicaraan damai denuklirisasinya.

”Uji coba ini sama sekali tak dapat diterima dan sangat mengancam keamanan Jepang sekaligus merepresentasikan ancaman terhadap rezim perlucutan senjata dan non-proliferasi senjata nuklir dunia,” ujar Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Presiden Perancis Francois Hollande juga ikut mengecam Korut dan menjanjikan akan menjatuhkan sanksi keras terhadap negara itu.

Sementara itu di kawasan Asia Pasifik, salah satu negara pemilik senjata nuklir, India, juga mengaku sangat prihatin dengan uji coba yang dilakukan Korut.

Beberapa negara lain, seperti Australia, Filipina, dan Taiwan, juga menyerukan kecaman serupa terhadap Korut.

Korut menantang

Bersamaan dengan kekisruhan yang muncul, delegasi Korut di Konferensi Perlucutan Senjata PBB di Geneva menyerukan negerinya tak akan tunduk pada resolusi apa pun.

Sekretaris Pertama Misi Korut di Geneva Jon Yong Ryong menyatakan, jika Seoul menginginkan perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea, mereka harus mendesak AS menghentikan seluruh kebijakan yang memusuhi Korut.(BBC/AFP/AP/REUTERS/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com