Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukun Kawini Pasien Belia demi Pengobatan

Kompas.com - 01/02/2013, 14:49 WIB

PRETORIA, KOMPAS.com — Seorang gadis berusia 13 tahun dinikahi seorang dukun berusia 57 tahun sebagai bagian dari pengobatan epilepsi yang diderita si gadis.

Gadis itu, siswa SD Magene di Limpopo, provinsi paling utara di Afrika Selatan, menjadi istri kedua sang dukun setelah dinikahi awal bulan ini.

Ibu si gadis yang berusia 57 tahun menerima mahar sebesar 350 poundsterling atau sekitar Rp 5,3 juta dari sang dukun atau di Afrika Selatan disebut sangoma sebagai ikatan untuk mendapatkan anak gadisnya.

Gadis itu dikabarkan menderita epilepsi sejak 2010. Namun, kondisinya mulai membaik setelah mendapat pengobatan selama dua tahun oleh sang dukun yang akan menjadi suaminya itu.

"Kami membawanya ke sangoma, tempat dia menjalani pengobatan selama dua tahun. Dan, dia membaik," kata ibu gadis itu kepada harian Sowetan.

Setelah memeriksa gadis itu, sang dukun mengatakan, gadis itu mendapat gangguan dari arwah leluhur sehingga harus diawasi dengan ketat.

Sang dukun kemudian menawarkan pernikahan agar dia bisa mengawasi gadis itu. Tawaran itu tak kuasa ditolak keluarga sang gadis.

"Kami tak punya pilihan selain menyetujui tawaran itu, sebab kami sangat ingin anak kami sehat," kata si ibu.

Paman si gadis mengatakan, kemiskinan membuat keluarga gadis itu tak mampu membayar pengobatan dan melihat pernikahan adalah satu-satunya cara menyembuhkannya.

Namun, seorang warga desa yang prihatin dengan situasi ini melaporkan peristiwa pernikahan itu ke polisi yang kemudian menangkap si dukun pekan lalu.

Polisi menuduh si dukun telah melakukan perkosaan. Namun, tuduhan itu dibatalkan setelah keluarga gadis itu menunjukkan persetujuan pernikahan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com