Menanggapi ancaman baru tersebut, pihak AS belum memberi tanggapan langsung. Utusan AS untuk Korut, Glyn Davies, mendesak Pyongyang tidak menjalankan ancamannya tersebut.
”Apakah Korut mau menggelar uji coba atau tidak, semua terserah Korut sendiri. Kami berharap mereka tidak melakukannya. Kami serukan kepada mereka jangan melakukan itu. Jika dilakukan, hal itu akan menjadi sebuah kesalahan,” ujar Glyn.
Glyn menyatakan itu di Seoul, Korsel, setelah bertemu dengan sejumlah pejabat ”Negeri Ginseng” tersebut. Dia menggelar lawatan ke sejumlah negara, termasuk China dan Jepang, untuk membahas kelanjutan masalah Korut.
Menteri Unifikasi Korsel Yu Woo-ik menyebut perilaku Korut sebagai sesuatu yang memalukan dan sangat mengecewakan.
Dia juga menyebut pembangunan teknologi rudal jarak jauh dan senjata nuklir oleh Korut sebagai sebuah malapetaka. Tak hanya bagi rakyat Korea, melainkan juga terhadap kawasan dan perdamaian dunia.
Pemerintah Korut kerap menyebut langkah mereka membangun kekuatan senjata nuklir sebagai bentuk pertahanan negeri itu dalam menghadapi ancaman musuh besarnya, AS.
Terkait ancaman Korut itu, China meminta semua pihak sama-sama menahan diri agar tidak malah semakin meningkatkan ketegangan. Juru bicara kementerian luar negeri China, Hong Lei, juga menyinggung mekanisme pembicaraan enam pihak, yang telah lama menemui jalan buntu.