Menteri Dalam Negeri Aljazair Dahou Ould Kablia menegaskan, pemerintah tak akan mau berunding dengan para ”teroris”. Dia mengatakan, kelompok yang terkait dengan Al Qaeda itu sedang dikepung militer dan aparat keamanan lainnya.
Salah satu pemimpin jaringan Al Qaeda di Afrika Utara (AQIM), Mokhtar Belmokhtar, yang juga dikenal sebagai veteran perang melawan Uni Soviet di Afganistan tahun 1980-an, mengaku bertanggung jawab atas aksi di In Amenas itu.
Belmokhtar dijuluki ”Si Mata Satu” karena selalu memakai penutup mata sejak salah satu matanya hilang.
Reaksi atas pembunuhan dan penculikan pun muncul. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan, kejadian ini ”berbahaya dan situasi akan berkembang cepat”. Perdana Menteri David Cameron telah berbicara dengan Bouteflika, dan London mengirim tim khusus menyikapi kasus tersebut.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menegaskan, telah digelar pertemuan darurat terkait insiden Aljazair. Jepang segera bertindak menanganinya dan bekerja cepat bersama negara-negara terkait.
Di Mali utara, pertempuran sengit terus terjadi antara militan dengan tentara Perancis dan Mali. Chad mengirimkan 2.000 tentaranya demi memperkuat pasukan asing lain yang dipimpin Perancis untuk mengurung para milisi bersenjata.(AFP/AP/REUTERS/BBC/CAL)