Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Menyerang dari Udara dan Darat

Kompas.com - 13/01/2013, 02:40 WIB

BAMAKO, SABTU - Di luar dugaan banyak pihak, Perancis melancarkan intervensi militer langsung di Mali untuk membantu pasukan Pemerintah Mali memukul mundur pasukan separatis. Selain melancarkan serangan udara, Perancis juga dilaporkan mengerahkan pasukan darat, Jumat (11/1) petang.

”Angkatan bersenjata Perancis membantu pasukan Mali sore ini untuk bertempur melawan unsur-unsur teroris,” ujar Presiden Perancis Francois Hollande di Paris, Perancis, Jumat malam. Pemerintah Perancis menyatakan intervensi militer itu dilakukan atas permintaan Presiden Mali Dioncounda Traore dan akan berlangsung selama dibutuhkan.

Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian, dalam jumpa pers di Paris, Sabtu pagi, mengatakan, operasi militer dengan nama sandi ”Operasi Serval” itu melibatkan serangan udara dan ratusan anggota pasukan khusus Perancis di darat.

Sekitar 100 milisi separatis tewas dalam serangan mendadak tersebut. Sementara dari pihak Perancis, seorang pilot helikopter tewas tertembak.

Intervensi Perancis tersebut dilakukan hanya sehari setelah pasukan separatis merebut kota Konna di bagian tengah Mali, Kamis. Pasukan separatis, yang sebelumnya hanya terkonsentrasi di wilayah utara negara tersebut, beberapa hari terakhir ini terus merangsek maju ke arah selatan, mengancam kota strategis Mopti dan berpeluang merebut bandar udara Sevare.

Khawatir lokasi-lokasi strategis tersebut akan jatuh ke tangan pemberontak, Perancis akhirnya memutuskan turun tangan. ”Perancis menyadari inilah garis batas yang tak boleh dilanggar separatis,” tutur Mark Schroeder, Direktur Analisis Afrika Sub-Sahara, di perusahaan konsultan keamanan Stratfor.

Dengan bantuan pasukan Perancis, perimbangan kekuatan di Mali langsung berbalik. Pasukan Mali, yang tak terkoordinasi dengan baik sejak kudeta militer, Maret tahun lalu, langsung berhasil memukul mundur separatis yang telah mendekat hingga jarak 20 kilometer di luar kota Mopti.

Letnan Kolonel Diaran Kone dari militer Mali menyatakan, pasukan gabungan juga telah berhasil merebut kembali kota Konna, yang terletak sekitar 700 kilometer sebelah utara ibu kota Mali, Bamako.

Juru bicara kelompok militan Ansar Dine, Sanda Abou Mohamed, mengecam langkah Presiden Traore yang meminta bantuan kepada negara bekas penjajah. Ia mengatakan, pihaknya telah memanggil kekuatan bantuan untuk memukul balik.

Pesawat dan helikopter

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com