Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan India Siapkan Pertahanan Diri

Kompas.com - 05/01/2013, 03:08 WIB

new delhi, jumat - Meledaknya kasus pemerkosaan atas seorang mahasiswi kedokteran di New Delhi, India, mendongkrak minat perempuan di negara itu untuk berlatih bela diri. Langkah tersebut ditempuh mengingat lemahnya dukungan sistem hukum ataupun pemerintah terhadap perempuan yang kerap menjadi korban kejahatan seksual.

Fenomena ini terlihat di New Delhi yang berpenduduk 16 juta jiwa. Tidak hanya ilmu bela diri, penjualan alat pertahanan diri, seperti semprotan merica atau pengajuan izin membawa senjata api, juga marak.

Seorang pelatih ilmu bela diri, Anuj Sharma, mengatakan, jumlah pendaftar perempuan melonjak dalam dua minggu terakhir.

”Kasus pemerkosaan ini seolah menjadi sinyal bahwa yang bisa melindungi perempuan itu adalah mereka sendiri,” katanya.

Salah satu peserta latihan adalah Smriti Iyer (23). Ia mengaku, keputusannya untuk belajar ilmu bela diri juga diikuti oleh beberapa teman perempuannya. Di sana dia belajar mengenai teknik membebaskan diri dari cengkeraman tangan atau melumpuhkannya dengan serangan ke selangkangan.

Penjualan semprotan merica juga meningkat secara bersamaan. Media lokal bahkan menyebut, seorang perempuan telah mengajukan permohonan izin membawa senjata api.

Perubahan perilaku ini dipicu kasus pemerkosaan atas mahasiswi 23 tahun oleh enam orang di atas bus pada 16 Desember 2012 malam. Dia akhirnya meninggal dunia saat dirawat setelah kondisinya kritis selama hampir 13 hari.

Kasus pemerkosaan ini memantik unjuk rasa besar-besaran di sejumlah kota di India. Masyarakat menuntut pemerintah bisa melindungi perempuan dan membenahi sistem peradilan yang lebih cepat dalam menangani kasus pemerkosaan.

Berdasarkan data Biro Catatan Kejahatan Nasional, ada 24.206 kasus pemerkosaan yang dilaporkan kepada pihak kepolisian, tetapi hanya 26 persen yang divonis pengadilan. Catatan lain menunjukkan bahwa 95 persen pelaku merupakan orang yang dikenal korban.

”Yang dibutuhkan saat ini adalah sistem yang mampu melindungi kami,” ujar Ranjana Kumari dari Pusat Penelitian Sosial.

Berhati-hati

Kasus yang menghebohkan India ini juga membuat perempuan lebih berhati-hati saat bepergian pada malam hari. Ashima Sagar (22), misalnya, pramuniaga yang memilih menaiki kereta khusus perempuan bila pulang malam hari.

Beberapa perusahaan sejak tahun 2005 diketahui sudah menyediakan angkutan karyawan khusus perempuan yang pulang setelah giliran kerja malam.”Setelah pemerkosaan ini marak, kami menempatkan setidaknya satu tenaga pengamanan di setiap mobil,” ujar Anurag Mathur, pejabat personalia perusahaan.

Survei menunjukkan, produktivitas karyawan perempuan di India menurun hingga 40 persen karena memilih tidak bekerja larut malam. (afp/eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com