Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FOMAC Siap Melumpuhkan Seleka

Kompas.com - 04/01/2013, 03:17 WIB

bangui, kamis - Pasukan regional Afrika Tengah, FOMAC, Kamis (3/1), bersiap melumpuhkan koalisi pemberontak Seleka di Republik Afrika Tengah (CAR). Jika Seleka masih bersikeras maju untuk mengambil alih Damara, pemberontak menabuhkan genderang perang.

Damara adalah kota strategis terakhir antara basis pemberontak Seleka dan Bangui, ibu kota CAR, setelah pemberontak merebut banyak daerah di negara itu. Jika Damara bisa dikuasai, Seleka tinggal selangkah lagi menguasai Bangui, yang terletak di perbatasan selatan dengan Republik Demokratik (RD) Kongo.

Saat Seleka mengancam akan menguasai Bangui, sejumlah negara di Afrika Tengah, seperti Gabon, Kongo, dan Kamerun, berjanji mengirim masing-masing 120 tentara mereka. Mereka akan bergabung dengan 400 tentara Chad yang telah lebih dulu diturunkan FOMAC untuk melindungi Damara.

Bangui dihantam serangan roket yang menelan korban jiwa, Selasa, setelah polisi membunuh pria yang diduga mempunyai hubungan dengan pemberontak, kata salah satu sumber polisi. Pria itu, yang ditangkap Senin malam, ditembak mati ketika melarikan diri, kata sumber itu.

”Biarlah jelas, kami tidak akan menyerahkan Damara,” kata Komandan FOMAC Jenderal Jean- Felix Akaga. ”Jika pemberontak menyerang Damara, itu berarti hendak mendeklarasikan perang, dan berarti pula mereka siap menghadapi pasukan dari 10 negara di Afrika Tengah,” kata Akaga di Bangui.

Kirim pasukan

Sebelumnya, Seleka mengancam menguasai Bangui. Prospek untuk menguasai ibu kota Bangui terkubur setelah pada Selasa blok regional Afrika Tengah mengirim pasukan untuk membantu pemerintahan Presiden CAR Francois Bozize. Pasukan regional dikirim setelah Seleka bersumpah pada Senin akan merebut Damara, yang berada 75 kilometer utara Bangui.

Begitu mendapat tekanan pasukan regional Afrika Tengah, Seleka pada hari Rabu menegaskan bahwa mereka telah menghentikan niat maju ke Damara dan Bangui. Mereka juga setuju memulai pembicaraan damai demi menghindari bentrokan dengan tentara yang didukung pasukan regional itu.

Seleka sebelumnya telah melancarkan serangan selama tiga pekan dan mengambil alih sejumlah daerah. Mereka juga mengancam menggulingkan Presiden Bozize. Seleka menuduh Bozize mengkhianati kesepakatan damai tahun 2007 serta menindas pembangkang.

”Saya telah meminta pasukan agar tidak memindahkan posisi mereka mulai hari ini sebab kami ingin memasuki pembicaraan damai di Libreville, Gabon, bagi penyelesaian politik,” kata juru bicara Seleka, Eric Massi, melalui telepon dari Paris, Perancis. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com