Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara India Tolak Membela Tersangka

Kompas.com - 03/01/2013, 03:20 WIB

Mencoba melindas

Fakta terbaru menunjukkan, para pemerkosa sempat mencoba melindas korban dengan bus setelah mereka menyerang dan memerkosa korban secara brutal, lalu membuangnya keluar dari bus yang masih berjalan.

Pacar korban, yang turut dipukuli dan dilempar keluar bus setelah perempuan itu berulang kali diperkosa, menarik korban ke tempat aman sebelum bus melindasnya.

Mahasiswi fisioterapi berusia 23 tahun itu sempat menggigit tiga penyerangnya saat dia berjuang melawan mereka, kata laporan surat kabar dan televisi India.

Luka-luka pada tersangka serta bukti forensik, seperti sampel darah, air mani, rambut, serta kesaksian dari pacarnya yang cedera, diharapkan akan menjadi bukti utama untuk mengadili terdakwa. 

Surat kabar The Times of India melaporkan, dokumen dakwaan kemungkinan besar akan dimulai dengan rincian mengenai bagaimana pengemudi bus itu, yang ambil bagian dalam pemerkosaan, mengumpulkan teman-temannya dan berjalan-jalan dengan bus itu.

Salah satu dakwaan terhadap para terdakwa berhubungan dengan pemusnahan barang bukti, kata koran itu, karena pengemudi itu mencoba mencuci bus itu dan membakar pakaian yang diambil dari para korban.

Korban meninggal dunia, hari Sabtu pekan lalu, di sebuah rumah sakit di Singapura, setelah 13 hari berjuang melawan cedera parah yang ia derita. Dia menjalani tiga operasi besar dan jantungnya sempat berhenti berdetak sebelum diterbangkan ke Singapura.

Rabu pagi di ibu kota India, ribuan perempuan melakukan aksi unjuk rasa diam yang berakhir di Rajghat, tugu peringatan Mahatma Gandhi, untuk mengenang korban. Doa bersama digelar bagi korban, yang abunya ditebarkan di Sungai Gangga sehari sebelumnya.

Keluarga korban, yang namanya tak diungkapkan, mendesak Undang-Undang Antipemerkosaan yang lebih keras di India dan menuntut keadilan terhadap para penyerang itu. ”Kalau pemerintah tidak bisa menghukum mereka, berikan para pemerkosa itu kepada rakyat. Rakyat akan membereskan mereka,” kata paman korban. (AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com