Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Ramalan Kiamat yang Meleset

Kompas.com - 19/12/2012, 18:03 WIB

Sejumlah prediksi kiamat biasanya selalu dikaitkan dengan rencana Tuhan, tetapi beberapa kelompok yakin kiamat terjadi karena ulah manusia.

Saat Large Hadron Collider (LHC)—sebuah akselerator energi terbesar di dunia—selesai dibangun di Swiss pada 2008, sejumlah kelompok khawatir mesin yang juga disebut "mesin kiamat" itu akan memicu pembentukan sebuah 'lubang hitam' yang menelan segalanya.

Saat dinyalakan, mesin yang diklaim bisa mengkreasi ulang proses tumbukan partikel atau Big Bang yang diyakini menciptakan kehidupan, sebuah lubang hitam akan muncul dan menelan Bumi, hanya dalam 20 detik.

Delapan detik setelah Bumi, Bulan kemudian ikut ditelan. Selanjutnya, Matahari akan hancur diikuti seluruh tata surya.

Namun, saat LHC diaktifkan pada 23 November 2009, mesin itu hanya menciptakan keceriaan bagi para fisikawan, tetapi tak memunculkan lubang hitam yang mengerikan itu.

Y2K, 1 Januari 2000

Dengan berlalunya 1999, banyak orang khawatir mesin komputer tak mampu bergerak dari tanggal dan tahun yang dirancang dalam dua angka (97, 98, 99). Dengan demikian, akan memicu banyak kekacauan.

Diprediksi pesawat terbang akan jatuh, kereta api berhenti beroperasi, microwave meledak, dan mungkin yang terpenting operasional bank akan terhenti.

Dunia bisnis menghabiskan miliaran dollar AS untuk memperbarui sistem komputer demi menghindari ancaman 'Millenium Bug'.

Namun, ketika tengah malam berlalu dan tanggal berganti 1 Januari 2000, satu-satunya yang terjadi adalah kelelahan warga dunia karena pesta-pesta besar sepanjang malam.

Para pakar komputer akhirnya percaya bahwa ketakutan mereka terlalu berlebihan dan pembaruan sistem yang menghabiskan banyak biaya ternyata tidak perlu dilakukan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com