Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Merayakan, Dunia Mengecam

Kompas.com - 13/12/2012, 03:01 WIB

PYONGYANG, RABU - Warga Korea Utara, Rabu (12/12), turun ke jalan bersulang minum bir dan menari-nari untuk merayakan peluncuran roket Unha-3 yang sukses membawa satelit Kwangmyongsong-3 ke orbit. Sebaliknya, hampir semua negara kekuatan utama di dunia mengecam peluncuran itu.

Peluncuran roket yang dilakukan pada tanggal unik 12-12-12 ini sangat mengejutkan. Ini mengingat beberapa hari sebelumnya pihak Korut mengumumkan akan menunda peluncuran roketnya karena kendala teknis.

Roket Unha-3 diluncurkan dari Pusat Antariksa Sohae di Tongchang-ri, sebelah barat laut Pyongyang, beberapa saat menjelang pukul 10.00 waktu setempat. Salah satu kapal perusak Korea Selatan yang ditempatkan di Laut Kuning menjelang peluncuran roket tersebut mendeteksi Unha-3 mengangkasa ke arah selatan.

Kantor berita China, Xinhua, menulis, tingkat pertama dari tiga tingkat roket itu jatuh di Laut Kuning, lepas pantai Byeonsan- bando, Provinsi Jeolla Utara, Korsel. Sementara Pemerintah Jepang membenarkan bahwa roket itu terbang melintasi wilayahnya di kawasan Kepulauan Okinawa, lalu jatuh di perairan timur Filipina.

Sekitar satu setengah jam setelah roket mengangkasa, Pemerintah Korut langsung mengumumkan keberhasilannya lewat kantor berita resmi KCNA. Komando Pertahanan Antariksa Amerika Utara (NORAD) juga membenarkan adanya peluncuran tersebut dan menyebut roket Korut itu telah ”melepaskan satu obyek yang tampak mencapai orbit” beberapa saat setelah diluncurkan.

Memicu kekhawatiran

Di dalam negeri, kesuksesan peluncuran ini mendongkrak popularitas politik pemimpin muda Korut, Kim Jong Un. Namun, bagi negara-negara tetangganya, keberhasilan itu menambah kekhawatiran. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, meyakini peluncuran roket untuk menempatkan satelit di orbit itu hanyalah kedok uji coba teknologi rudal balistik jarak jauh.

”Mulai sekarang Korut akan mengembangkan roket lebih besar dengan muatan lebih berat seperti hulu ledak nuklir,” ujar pakar roket Institut Riset Antariksa Korsel, Chae Yeon-seok.

Kecaman keras dilontarkan Korsel, Jepang, dan AS. Mereka menilai langkah Korut itu sebagai pelanggaran serius terhadap Resolusi 1718 dan 1874 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan merupakan aksi ”provokatif”.

Menteri Luar Negeri Korsel Kim Sung-hwan menyebut peluncuran roket itu mengancam stabilitas di Semenanjung Korea. Juru bicara Pemerintah Jepang, Osamu Fujimura, mengaku tak dapat menoleransi hal itu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut provokasi Korut itu bakal menimbulkan konsekuensi negatif. Sejumlah diplomat di PBB menyatakan DK PBB akan menggelar sidang darurat untuk menanggapi peluncuran roket Korut.

Rusia menyebut pelanggaran resolusi DK PBB oleh Korut ”tidak dapat diterima”. Akan halnya China, yang selama ini jadi sekutu utama Korut, menyesalkan kenekatan Korut itu.

Indonesia menyatakan prihatin terhadap peluncuran roket Korut itu. ”Indonesia prihatin dengan perkembangan ini. Kami menilai tepat langkah membawa masalah ini dalam sidang DK PBB. Namun, kami juga menekankan pentingnya semua pihak menghormati resolusi DK PBB yang dihasilkan sebelumnya,” ujar Menlu RI Marty Natalegawa. (AFP/AP/REUTERS/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com