Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi Fortuna Sesalkan Tulisan yang Hina Habibie

Kompas.com - 11/12/2012, 19:46 WIB
Wisnu Dewabrata

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —  Peneliti senior Habibie Center, Dewi Fortuna Anwar, Selasa (11/12/2012), sangat menyesalkan tulisan artikel (tajuk) rencana yang ditulis mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin, yang dianggap sangat menghina mantan Presiden BJ Habibie.

Akan tetapi, Dewi menyebut pemerintah tak perlu mengambil tindakan apa pun karena tulisan itu tidak punya signifikansi strategis lantaran cuma pendapat pribadi.

"Saya sudah baca artikelnya. Sebagai analis, saya sangat heran dengan kata-kata sangat kasar dan kurang proporsional dari seorang mantan pejabat Malaysia terhadap mantan pemimpin negara jiran yang juga sesama anggota ASEAN," ujar Dewi.

Menurut Dewi, kritik Zainudin ke Habibie adalah refleksi kegusaran lama atas kedekatan dan dukungan sang mantan Presiden terhadap Anwar Ibrahim sejak awal Anwar ditahan dahulu. Dalam artikelnya, Zainudin memang menulis, beberapa waktu lalu Anwar memang mengundang Habibie memberi ceramah di di Universitas Selangor.

"Upaya Anwar mendorong reformasi di Malaysia, dengan meniru Indonesia, jelas-jelas dianggap sebagai ancaman besar oleh para tokoh UMNO," tutur Dewi.

Selain itu, Dewi juga menilai pernyataan Zainudin memberi gambaran tentang bagaimana pemerintahan Malaysia menilai dan menanggapi proses reformasi dan demokratisasi yang terjadi di Indonesia ketika itu.

Seperti termuat dalam tulisan Zainudin di harian Utusan Malaysia, Senin (10/12/2012), yang juga diunggah di situs web harian itu, sosok Habibie disebut sebagai "penggunting dalam lipatan" terhadap Soeharto, penyebab perpecahan Indonesia dengan munculnya 48 partai politik.

Selain itu, Zainudin juga menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa lantaran memenuhi desakan Barat menggelar jajak pendapat di Timor Timur. Atribusi paling keras ditulis Zainudin, dengan menyebut Habibie dan Anwar sebagai sesama Anjing Imperialisme (The Dog of Imperialism) lantaran bersedia menyerahkan negaranya ke lembaga moneter internasional (IMF). Dengan sejumlah alasan itu tadi, tulis Zainudin, Habibie tidak lagi terpilih dalam pemilihan umum berikut dan hanya memimpin Indonesia dengan singkat, selama satu tahun lima bulan.

"Kenyataannya, kan, tidak seperti itu. Dalam konteks Timor Timur, bangsa Indonesia membuktikan diri sebagai bangsa besar yang berani mengakui dan memperbaiki kekeliruan masa lalunya dengan cara bermartabat," ujar Dewi.

Sementara itu, terkait statusnya sebagai presiden, tambah Dewi, Habibie tidak dilengserkan, tetapi justru menawarkan agar pemilu dipercepat. Saat itu Habibie sendiri memang tidak mencalonkan dirinya kembali dan bukannya tak terpilih dalam pemilu.

"Semua pihak sekarang justru mengakui Habibie sebagai Bapak Demokrasi Indonesia. Dia yang meletakkan dasar sehingga sekarang Indonesia diakui sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Bahkan Mesir melihat apa yang terjadi di Indonesia sebagai contoh," ujar Dewi.

Lebih lanjut artikel Zainudin, yang diunggah di situs web harian Utusan Malaysia, tidak dapat lagi diakses sejak sore hari. Saat Kompas coba mengklik, muncul keterangan tautan ke halaman artikel itu rusak (broken link) dan kemungkinan tulisan yang dituju telah dicabut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com