Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Islam Tolak Koalisi Oposisi Suriah Dukungan Barat

Kompas.com - 20/11/2012, 13:26 WIB

ALEPPO, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak Islam Suriah di Aleppo mengatakan, mereka menolak keberadaan koalisi baru oposisi Suriah yang didukung negara-negara Barat.

Dalam video yang diunggah di internet, mereka mengecam apa yang mereka sebut "proyek konspirasi" dan mengatakan mereka berniat untuk mendirikan "negara Islam" di Suriah.

"Kami adalah perwakilan para pejuang di Aleppo dan kami menyatakan menolak koalisi nasional yang merupakan proyek konspirasi," kata seorang pembicara dalam video itu, yang duduk di ujung meja panjang dan dihadiri sekitar 20 orang di sampingnya.

Menurutnya, ada sekitar 13 kelompok Islam bersenjata di Aleppo yang menolak keberadaan koalisi tersebut. "Kami sepakat untuk segera mendirikan negara Islam Suriah."

Uni Eropa sebelumnya menyatakan mengakui keberadaan koalisi baru oposisi Suriah sebagai "wakil sah" rakyat Suriah, namun mereka belum memberikan dukungan penuh.

Sementara, Prancis sejak awal mendukung kelompok oposisi itu sebagai "satu-satunya waklin" rakyat Suriah.

Dukungan ini dianggap penting karena ini menunjukkan bahwa negara-negara Barat telah memberikan kepercayaan kepada kelompok oposisi Suriah, yang sebelumnya dibayangi perpecahan diantara faksi-faksinya.

Sebelumnya dukungan telah diberikan negara-negara Teluk serta Turki. Sementara, Inggris segera akan mengumumkan dukungannya atas koalisi baru oposisi Suriah.

Tidak Mengherankan

Koalisi baru oposisi ini dibentuk di Qatar pada 11 November lalu, yang dikenal sebagai Koalisi Nasional untuk Pasukan Oposisi dan Revolusi Suriah. Dalam pertemuan itu, mereka berhasil memilih Moaz al-Khatib, mantan imam muslim Sunni Masjid Umayyad di Damaskus, sebagai pemimpin koalisi oposisi yang baru.

Kehadiran video berisi penolakan terhadap koalisi nasional itu mengecilkan peran Moaz al-Khatib, yang saat berada di Kairo mengatakan: "Kami akan tetap berhubungan dengan mereka (kelompok Islam) untuk bekerjasama yang lebih untuk kepentingan rakyat Suriah".

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, sikap kelompok Islam Suriah itu "tidak mengherankan buat kita bahwa mereka yang ingin mendirikan negara islam di Suriah, dan bertolak belakang dengan kelompok oposisi lainnya yang mendukung pluralisme dan toleransi.

Sebagian pengamat mengatakan, kehadiran kelompok Islam di Suriah seperti itu meningkatkan kekhawatiran negara-negara Barat yang sejak awal mengkhawatirkan pengiriman senjata kepada kelompok oposisi akan berpindah ke tangan kelompok ekstremis.

Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama menyambut baik pembentukan koalisi baru oposisi Suriah, namun dia mengatakan AS ingin memastikan terlebih dahulu "sejauh mana komitmen kelompok oposisi itu dalam menjalankan demokratisasi di Suriah, Suriah yang inklusif, serta Suriah yang moderat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com