Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Obama yang Istimewa

Kompas.com - 19/11/2012, 18:32 WIB
Taufik H Mihardja

Penulis

PHNOM PENH, KOMPAS.com — Sekitar pukul 17.50 di Phnom Penh, Senin (19/11/2012), hari sudah nyaris gelap. Di atas pun awan terlihat banyak, bertumpuk-tumpuk, berwarna hitam, tetapi tidak terjadi hujan, seperti yang sedang mengguyur Jakarta pada jam yang sama. Meski udara gelap, helikopter meraung-raung, berputar-putar di atas arena KTT ASEAN. Tidak seperti biasanya. Ternyata, saat itu sedang ada orang penting di dunia yang hadir di ibu kota Kamboja tersebut, yakni Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Setelah mengadakan kunjungan bersejarah 6 jam di Myanmar, Obama hadir di Phnom Penh dengan pengawalan hebat. Dikatakan hebat sebab belasan kepala pemerintahan lainnya yang telah datang ke Phnom Penh dalam dua hari terakhir tidak mendapatkan pengawalan seketat itu. Inilah bedanya seorang Presiden Amerika dengan pemimpin belahan dunia mana pun.

Wartawan Kompas.com, Taufik Mihardja, dari Phnom Penh melaporkan, saat Presiden Obama turun tangga dari pesawat Air Force One, di ruang sidang sedang berlangsung pertemuan antara para kepala pemerintahan ASEAN dan Perdana Menteri RRC Wen Jiabao. Pertemuan tampaknya berlangsung lancar. Hal ini terlihat dari televisi yang dipasang di media center.

Televisi menjadi alat yang efektif untuk memberikan kesempatan kepada wartawan menyaksikan suasana dalam berbagai sesi persidangan KTT ASEAN maupun KTT terkait lain. Hanya, semua televisi tanpa suara. Kehadiran televisi juga memberikan hiburan bagi wartawan yang media center-nya terpisah dari bangunan utama persidangan sehingga praktis para wartawan tidak bisa melakukan doorstep, atau tanya langsung sumber berita begitu keluar dari ruang sidang.

Kehadiran Presiden Obama ke Kamboja—seperti juga ke Myanmar—merupakan yang pertama oleh Presiden Amerika Serikat yang sedang berkuasa. Ini menandakan makin pentingnya wilayah Asia Pasifik dalam peta politik luar negeri AS di bawah Obama. Kehadiran Presiden Obama di kedua wilayah ini juga bukan tidak mungkin untuk mengikis pengaruh RRC, yang selama beberapa dasawarsa terakhir mendominasi di wilayah Asia Tenggara ini.

Kehadiran Presiden Obama pada petang hari "yang mepet ini" juga rupanya telah merepotkan protokol ASEAN, untuk menjadwalkan ulang rencana-rencana pertemuan bilateral. Yang terkena imbas termasuk rencana pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Myanmar Thein Sein. "Belum diketahui apakah besok sempat dijadwalkan ulang atau malah enggak jadi pertemuan bilateral," kata seorang pejabat Setneg.

Malam ini, Obama langsung mengadakan pertemuan dengan para pemimpin ASEAN dalam format 10+1. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com