Pemimpin ASEAN Bertemu Lima Negara Mitra

PHNOM PENH, KOMPAS.com -- Memasuki hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Senin (19/11/2012), pemimpin negara-negara ASEAN dijadwalkan akan menggelar pertemuan dengan lima pemimpin negara mitra dialog. Lima negara itu meliputi Amerika Serikat, Jepang, Korea, China, dan India.

Berdasar jadwal yang diterima wartawan Kompas C Wahyu Haryo dari panitia, konferensi diawali dengan pertemuan antara pemimpin negara ASEAN dan Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda di Peace Palace. Pertemuan yang dipimpin Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tersebut difokuskan pada tinjauan arah kerja sama dan hubungan ASEAN-Jepang ke depan.

Pertemuan berikutnya berlangsung dengan Presiden Korea Lee Myung-bak, dilanjutkan pertemuan dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh. Pertemuan PM Singh difokuskan pada tinjauan arah dan masa depan hubungan ASEAN-India, yang terjalin dalam 20 tahun terakhir.

Pertemuan dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao yang dijadwalkan berlangsung sore menjadi salah satu yang menarik perhatian. Hal ini terkait dengan pembahasan kode tata berperilaku (COC) di Laut China Selatan, serta deklarasi perilaku para pihak di Laut China Selatan.

Dalam sesi jumpa pers dengan wartawan sehari sebelumnya, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan menyatakan, para pemimpin negara ASEAN setuju bahwa pembahasan tentang Laut China Selatan memiliki arti penting bagi ASEAN. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri ASEAN kepada dunia internasional, bahwa ASEAN dapat mengelola persoalan Laut China Selatan dengan damai.

"Kami tahu bahwa ini menjadi keprihatinan komunitas internasional. Kami tengah berjalan dan menunjukkan kepada dunia, dengan dukungan dan kerja sama dari China, kami dapat mengelola masalah itu secara efektif dan damai," kata Surin.

Pertemuan pemimpin ASEAN dengan Presiden AS Barack Obama yang dijadwalkan berlangsung Senin malam, menjadi pamungkas konferensi hari ini. Fokus pertemuan pada upaya bersama ASEAN-AS untuk lebih memperdalam hubungan dan kerja sama di masa depan.

Para pemimpin juga akan bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan internasional, serta keprihatinan dan kepentingan bersama.